Mohon tunggu...
Pandu Pratama Putra
Pandu Pratama Putra Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Negeri Sipil

Sekarang bekerja sebagai seorang Widyabasa Ahli Pertama. Memiliki kegemaran dalam bidang kepenulisan dan kesastraan. Sangat antusias terhadap teknologi dan game.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mencoba Hijrah ke Chrome OS

20 Maret 2023   22:32 Diperbarui: 20 Maret 2023   22:57 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pointstar.co.id

Saya jujur bukan orang yang asing dengan Advan. Selama saya hidup, sekitar tiga kali telepon pintar saya bermerk Advan. Penggunaannya pun tidak singkat. Rata-rata handphone Advan yang saya pakai bisa bertahan lebih dari dua tahun dan bahkan ada yang lebih lama lagi. 

Banyak isu soal pelayanan pascabeli mereka yang buruk namun untuk saya pribadi yang memang malas datang ke service center tidak pernah merasa masalah soal itu. Kebetulan handphone-handphone saya pun saat itu masih tergolong awet-awet saja. Diganti pun bukan karena rusak tapi lebih ketidakmendukungnya aplikasi-aplikasi terbaru di handphone tersebut.

Masalahnya adalah di Prosesor pada laptop Advan Soulmate tersebut. Saya tidak tahu pasti, tapi beberapa artikel menyebut bahwa prosesornya yang masih memakai Intel Celeron N4020 rawan terjadi freeze. Waktu itu saya berpikir dengan RAM yang bisa di-upgrade dan penyimpanan yang sudah SSD mungkin akan menolong. 

Sayangnya saya bukan ahli teknologi. Saya tidak yakin soal itu. Saya menunggu reviewer kepercayaan saya di youtube membahas soal laptop ini, lah kok ya enggak bahas-bahas juga. Sedangkan saya harus segera punya laptop dan tidak bisa menunggu lagi. Saya pun dibuat binggung.

Pada akhirnya saya memutuskan dan membulatkan tekad untuk membeli Chromebook HP 11 G8. Pemilihan Chromebook HP 11 G8 ini pun sebenarnya sedikit ada perdebatan batin antara Chromebook ini atau Chromebook Samsung 4 yang harganya di kisaran yang sama juga. Tapi soal ini kita buat postingan lain saja.

sumber gambar: bhinneka.com
sumber gambar: bhinneka.com

Keputusan ekstrim dan keberanian saya untuk mengambil Chromebook sebagai laptop penunjang pekerjaan sebenarnya didasari atas kepemilikan komputer meja ber-OS Windows yang disediakan oleh tempat kerja saya. 

Keberaniaan untuk mencoba hal baru saya ambil karena pada dasarnya tidak serta-merta saya berpindah ke OS yang sama sekali baru di kehidupan saya. Ada pegangan sebelum sepenuhnya saya berpindah. Tentu posisi ini yang tidak dimiliki oleh sebagian orang banyak untuk akhirnya mereka dapat memutuskan untuk memakai Chromebook.

Namun, semenjak memakai Chromebook ada banyak hal yang ingin saya bagikan. Postingan saya berikut-berikutnya mungkin akan membahas soal pengalaman saya memakai OS yang baru ini. Apakah worth it untuk dicoba? Semoga yang saya tulis dapat membantu Anda berpikir untuk hijrah ke Chrome OS di masa yang akan datang. Baca terus postingan saya selanjutnya ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun