Mohon tunggu...
Pandu Pradana
Pandu Pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MSIB sebagai Program Magang atau Wadah Mencari Uang?

18 Juli 2024   09:00 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apasih MSIB itu sebenernya? MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) adalah program dari Kemendikbudristek yang dimana diperuntukan bagi Mahasiswa aktif di Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta untuk mendapatkan kesempatan memiliki pengalaman kerja di bidang professional. Dengan bekal pengalaman tersebut diharapkan lulusan sarjana ini dapat memiliki peluang kerja sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Namun demikian, ternyata MSIB menuai beberapa kontroversi di masyarakat terutama di kalangan Mahasiswa. Karena dianggap MSIB sebagai ajang mencari uang saja dan cenderung minim pembelajaran dan pengajaran yang di dapat ketika selesai magang. Selain daripada itu juga permasalahan konversi SKS yang dimana antar tempat magang dengan rumpun ilmu perkuliahan yang tidak se linier. Terlebih lagi bahkan MSIB menjadi salah satu bentuk nyata manifestasi dari komersialisasi Pendidikan Tinggi yang dimana Mahasiswa di siapkan dan dicetak untuk menjadi komoditas pasar yang nantinya hanya dapat disuruh dan dipekerjakan.

Mahasiswa yang memiliki Sejarah Panjang akan pergolakan dan perjuangan terhadap bangsa ini yang kita kenal dengan Reformasi seakan akan dengan mudah dapat dibeli oleh kaum kapital dengan iming iming upah yang besar. Bagaimana tidak nominal sebesar 14 juta rupiah ialah imbalan yang akan di dapat Mahasiswa Ketika ia diterima program MSIB tersebut. Tidak cukup sampai disitu permasalahan MSIB juga dapat terlihat dari segi mitra magang yang tidak merata dengan jumlah Mahasiswa yang mendaftar, sehingga menyebabkan adanya disentegrasi sosial di kalangan Mahasiswa. Ketika memasuki semester magang Mahasiswa seketika menjadi ketakutan karena bingung memikirkan bagaimana jika dia tidak keterima MSIB nantinya dan tidak sedikit juga yang merasa minder karena melihat temannya diterima namun dia tidak lolos. Belum lagi ditambah tidak adanya solusi bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lolos MSIB karena mereka akhirnya diharuskan mencari tempat magang mandiri yang tidak dinaungi oleh kemendikbudristek. Sedangkan, Studi Independent itu bukan Solusi karena secara bentuk kegiatan jelas berbeda.  

Padahal jikalau kita melihat tanpa mengikuti program MSIB pun Mahasiswa masih bisa mendapatkan pundi pundi rupiah untuk uang saku ia berkuiah, seperti mengikuti lomba lomba non akademik maupun akademik seperti  kepenulisan, olimpiade dan masih banyak lagi yang tentunya dapat menambah prestasi mereka. Selain itu mahasiswa juga bisa megikuti kegiatan kampus seperti UKM maupun Organisasi untuk mengasah soft skill mereka dan menjadikan mereka lebih produktif. Memasuki Era Neoliberalisme ini menjadi hal yang ditakutkan para kalangan akademisi bagaimana sektor Pendidikan juga dijadikan ladang bisnis dan bukan lagi menjadi sumber ilmu pengetahuan. Peran pemerintah seharusnya hadir untuk membantu menjelaskan dampak sebab akibat dari program yang mereka buat bukan hanya melihat keuntungan yang ada akan tetapi tidak mempertimbangkan resiko yang akan terjadi di kemudian hari. Ini menjadi PR besar bagi pemerintah selanjutnya untuk memperbaiki sistem Pendidikan kita supaya tujuan dan cita cita bangsa yang tertuang dalam UUD 1945 Alinea ke 4 tercapai yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun