Mohon tunggu...
Pandu Kusuma
Pandu Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pembelajar Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyulut Semangat Belajar: Perjalanan Membangkitkan Motivasi Anak-anak Panti Asuhan

13 Juni 2024   08:05 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:15 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh :
Muhammad Ardell Taqi Riyanto, Pandu Kusuma Wardana, Nabila Chairul dan Astri A.Hapsara
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Di balik hiruk-pikuk kehidupan kota, terdapat sekelompok anak-anak yang menghadapi tantangan hidup lebih berat daripada kebanyakan dari kita. Mereka adalah anak-anak Panti Asuhan, yang meski tak memiliki kehangatan keluarga, tetap memiliki impian dan harapan yang besar. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh mereka adalah motivasi untuk belajar. Motivasi belajar adalah dorongan yang  dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Winkel (Emeralda & Kristiana, 2018), motivasi belajar adalah faktor psikologis yang penting dalam keberhasilan akademis.

Namun, kondisi anak-anak Panti Asuhan yang kekurangan rasa hangat dari orang tua dan berada dalam kondisi keuangan terbatas membuat mereka sering menghadapi berbagai masalah, seperti kurangnya minat dan kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Pengurus panti mengungkapkan bahwa rendahnya motivasi belajar disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan pentingnya pendidikan serta minimnya dukungan dan bimbingan dari pengasuh. Kelompok mahasiswa Fakultas Psikologi menyulut semangat belajar di kalangan anak-anak ini melalui berbagai program dan pendekatan yang inovatif. Hal ini dilakukan guna meningkatkan motivasi belajar dari anak-anak panti asuhan yang nanti akan berguna sebagai bekal masa depan mereka.

Membangun Relasi dan Kepercayaan
Langkah pertama yang dilakukan adalah membangun hubungan personal dengan anak-anak. Kelompok mahasiswa tidak langsung memberikan materi belajar, tetapi terlebih dahulu mendengarkan cerita dan keluhan mereka. Melalui sesi-sesi berbincang santai, mereka berusaha memahami apa yang menjadi penghalang bagi anak-anak untuk belajar dengan baik.

Dari interaksi tersebut, terungkap bahwa banyak anak-anak yang merasa kurang percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan mereka. Dengan memberikan perhatian dan dukungan secara konsisten, anak-anak mulai merasa dihargai dan didengarkan. Hal ini menjadi modal penting dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mereka.

Pendekatan Kreatif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Setelah hubungan yang baik terbangun, kelompok mahasiswa mulai menerapkan pendekatan edukatif yang menyenangkan. Kelompok mahasiswa merancang tiga program utama yang menggunakan metode pembelajaran kreatif: mind mapping, flashcard, dan teka-teki silang (TTS). Ketiga metode ini dipilih karena mampu membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif.

1.Mind Mapping
Teknik ini membantu anak-anak memahami materi dengan cara yang lebih visual dan terstruktur. Anak-anak diajak untuk membuat peta pikiran yang berisi informasi tentang topik tertentu. Ini tidak hanya membantu mereka mengingat informasi dengan lebih baik, tetapi juga merangsang kreativitas.

2.Flashcard
Flashcard digunakan untuk memperkenalkan konsep-konsep baru melalui gambar dan teks. Metode ini membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif. Anak-anak diminta untuk menebak gambar dan kata-kata yang ada pada kartu, yang kemudian dijelaskan oleh kelompok mahasiswa.

3.Teka-teki Silang (TTS)
TTS digunakan sebagai alat untuk meningkatkan semangat belajar melalui aspek kompetisi yang sehat. Permainan ini tidak hanya menantang anak-anak secara intelektual, tetapi juga memicu rasa ingin tahu mereka.

Hasil Pelaksanaan Program
Program ini berlangsung selama beberapa minggu dengan hasil yang sangat signifikan. Sebelum program dimulai, dilakukan pre-test untuk mengukur tingkat motivasi belajar anak-anak. Setelah program berjalan, dilakukan post-test untuk mengevaluasi perubahan motivasi belajar.

Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan pada motivasi belajar anak-anak. Pada subjek laki-laki berusia 10 tahun yang awalnya mengalami kesulitan dalam belajar, menunjukkan peningkatan persentase motivasi dari 37,04% menjadi 77,78%. Sementara itu, subjek perempuan berusia 11 tahun yang juga mengalami masalah serupa, menunjukkan peningkatan dari 55,56% menjadi 94,07%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun