Mohon tunggu...
Pandu tri afikri akbar
Pandu tri afikri akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa unas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Just fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Lahir Pancasila

13 Juni 2020   18:18 Diperbarui: 13 Juni 2020   18:14 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sangat sederhana sekali. Pertama mari kita baca sila kesatu, Ketuhanan yang Maha Esa. Cukup sampai disitu kita membacanya. Di sini tertulis Tuhan dengan awalan Ke- dan akhiran -an. Mari kita bedah maksud dan tujuan awalan ke- dan akhiran -an.

Awalan Ke- dan akhiran -an memberikan kita perspektif dan sebuah pijakan paling dasar yaitu menempatkan Tuhan diatas segalanya, diatas kepentingan manusia, diatas kepentingan golongan. Menyerahkan segalanya kepada Tuhan, menyadari bahwa Tuhanlah pemilik semuanya dan Tuhanlah sebagai saksi semua perbuatan kita.

Inilah arti kata "Esa". Sebuah konsep semua adalah satu kesatuan dalam kekuasaan Tuhan. 

Apabila sudah menempatkan Tuhan diatas segalanya, kita tidak akan memandang manusia Indonesia dengan label-label suku, agama, dan ras (SARA)  di belakangnya, maka terwujudlah sebuah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ke-2 Pancasila memiliki makna bahwa Manusia Indonesia mengkedepankan nilai-nilai keadilan, nilai-nilai kemanusian, saling menghargai, menghormati sekaligus saling mengasihi, karena cahaya Illahi lah yang mengisi setiap relung hati manusia.

Nilai-nilai Illahi berada diatas semua golongan dan SARA karena sudah tertanam konsep bahwa keaneka ragaman, suku, ras, golongan dan agama adalah semata-mata wujud kekuasaan-Nya.

Sehingga semua warga negara akan merasa diberlakukan adil dan seluruh warga negara akan berlaku saling adil karena pandangan murni sisi kemanusiannya saja tanpa takut ada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) atau di kucilkan berdasarkan SARA

 "Aku kamu kita rakyat Indonesia."

Setelah menjadi manusia yang adil dan beradab, maka dengan dasar sila ke-2 tersebut kita akan melangkah ke sila yang ke-3 Persatuan Indonesia. Tanpa nilai keadilan, tanpa menjadi manusia yang beradab, sangat sulit mewujudkan toleransi, tepa selira dan  menghargai, karena kita sebagai manusia pada dasarnya selalu mengkedepankan golongannya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun