Semua kultur yang populer tentunya akan diminati oleh masyarakat, sebut saja seperti Hallyu atau Korean Wave yang begitu mempesona dunia dengan drama dan musik Korea. Namun, menariknya ada juga  kultur yang tergolong sebagai kultur yang tidak popler atau anti-mainstream juga dapat menarik perhatian bagi para peminatnya.
Kultur steampunk bukanlah kultur gerakan seni yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kultur ini merupakan sebuah kultur budaya yang bertemakan zaman Victoria abad ke-19 atau Amerika Serikat pada masa Perang Saudara Amerika (1861-1865). Kultur ini berasal dari pecahan genre literatur Science-Fiction yang membayangkan dunia dimana mesin uap lebih dominan digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak tergantikan oleh mesin diesel, namun tetap mengalami mengalami modernisasi. Ciri khas dari kultur steampunk adalah fashion ala Victoria seperti topi tinggi, jas, goggles, nuansa sepia, mesin yang digerakkan oleh tenaga uap, dan yang paling diingat orang awam adalah penggunaan roda gigi sebagai simbol industri dan mesin. Â Steampunk menumbuhkan rasa imajinasi teknologi masa lalu yang dapat diemplementasikan setelah teknologi tersebut digantikan di dunia nyata. Kultur atau subkultur ini tidak hanya mempengaruhi dunia literatur saja, tetapi juga fashion, musik, seni, televisi dan juga video game. Umumnya, genre ini digemari oleh para pencinta sejarah yang dapat melihat bagaimana dunia jika teknologi mesin uap tidak tergantikan seiring waktu. Selain peminat sejarah, pecinta science-fiction juga menggemarinya karena memanfaatkan teknologi futuristik dan juga antik, ditunjukkan dari teknologi masa lalu yang berevolusi menjadi penggerak mesin dan teknologi modern. Â Karena steampunk pada awalnya adalah sebuah pecahan genre literatur science-fiction, banyak literatur yang memiliki tema genre tersebut. Literatur debutan masih diperdebatkan karena pada awalnya genre tersebut merupakan bagian dari science-fiction yang belum diklasifikasikan sebagai suatu genre tersendiri. Penulis-penulis science-fiction pada abad ke-19 kerap dinominasikan sebagai salah satu penulis pertama yang menggunakan teknologi-teknologi yang umum pada literatur steampunk.
Kultur steampunk di Indonesia dapat dibilang tidak memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini tidak mengherankan mengingat biasanya yang menyukai genre tersebut adalah para pencinta sejarah ataupun penggemar science-fiction. Minat terhadap sejarah di Indonesia tergolong rendah mengingat pembelajaran sejarah Indonesia yang diajarkan di sekolah masih menggunakan metode hafalan yang menjenuhkan para siswa, sehingga minat terhadap hal yang berbau sejarah tidak berkembang secara pesat dan dianggap sebagai seseuatu yang membosankan. Para siswa hanya menganggap sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang mereka harus ambil dan hanya belajar sejarah jika diperlukan untuk mendapatkan nilai bagus. Namun, dari segelintir orang yang menyukai kultur steampunk, mereka dapat menghasilkan berbagai karya unik yang dipamerkan untuk dilihat oleh masyarakat umum. Pada tahun 2017, Andrian Kusumadiharja menjelaskan konsep steampunk yang ia kepada media. Ia memiliki passion terhadap seni tato, dan memiliki beberapa tato di tubuhnya. Masyarakat umum menganggap bahwa tato dimiliki oleh orang-orang berkarakter buruk, kriminal dan sebagainya. Tidak heran, karena mentalitas tersebut berasal ketika preman jalanan berkuasa di tempat-tempat tertentu. Namun, Adrian dapat membuktikan stereotipe seperti itu tidak berlaku pada dirinya dan menunjukan keajaiban yang dapat dihasilkan dalam konsep-konsep foto yang ia buat. Salah satu aspek dari fashion yang terinspirasi dari steampunk adalah tato, sehingga ia menciptakan berbagai konsep foto bernuansa steampunk. Namun, ia tidak hanya menunjukkan keindahan dari seni steampunk itu sendiri, ia juga mampu memadukan budaya Indonesia ke dalam seni dari steampunk itu sendiri. Hal tersebut merupakan bukti bahwa seni steampunk memiliki potensi untuk menjadi populer di kalangan anak muda yang tidak selalu setuju dengan norma-norma sosial masa kini.
Selain Andrian Kusumadiharja, terdapat beberapa orang lain yang juga memiliki hobi yang sama. Pada tahun 2023, Atrium Plaza Indonesia mengadakan sebuah pameran bertemakan steampunk selama 22 hari di bulan Juli 2023. Pameran tersebut menampilkan berbagai kreasi buatan seorang seniman bernama Andik. Mantan dari pegawai berbagai perusuhaan tersebut mempunyai ide pada suatu hari dengan mengumpulkan berbagai barang temuan dan menyatukannya dengan mur dan baut untuk menghasilkan berbagai karya-karya unik seperti model robot, truk, bahkan tiruan ayam. Tujuan utama dari pameran tersebut adalah menunjukkan hasil kreasi Andik dan memberikan inspirasi bagi para pengunjung yang melihat karyanya. Andik tidak hanya memberikan kesempatan pada karynya untuk dapat dilihat masyarakat umum, tapi ia juga memberikan sebuah pesan yang sangat bermakna, yakni kita sebagai masyarakat harus dapat mendaur ulang dan memanfaatkan kembali sampah hasil penggunaan konsumsi menjadi seseuatu yang berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H