Mohon tunggu...
pandu rakasiwi
pandu rakasiwi Mohon Tunggu... -

jogja, 13-02-1971,just ordinary people...dengan sdkit indra ke 6...,maunya...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Takdir dan Berdoa

30 Maret 2011   15:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:17 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya melihat ada paradoks dalam takdir dan berdoa,maksud saya begini :

- Adalah sebuah pertentangan ketika seseorang percaya bahwa takdir itu adalah ketentuan yg absolut dari Tuhan,sekaligus dia percaya akan kekuatan sebuah doa.Penjelasannya sbb :

Misalkan Tuhan sudah menakdirkan si X pada umur 40 tahun akan mendapat sakit selama 3 bulan dan kemudian mati.Karena ini takdir Tuhan,pasti akan terjadi kan,nah si X ini percaya akan adanya takdir Tuhan,tapi dia juga percaya akan kekuatan doa,maka berdoalah dia minta kesembuhan...hasilnya apa?

Kalau kita merujuk pada premis pertama bahwa takdir itu sudah digariskan oleh Tuhan ( bahkan ada yang percaya bahwa sebelum manusia lahir sudah ada garis takdir),maka sia-sialah doa yang dipanjatkan oleh si X tadi,karena ketetapan dari Tuhan si X ini akan sakit selama 3 bulan pada umur 40 tahun kemudian mati.

Jadi,untuk apa kita berdoa memohon kepada Tuhan,kalau takdir kita sudah tertulis...,dan anehnya lagi di kitab suci-kitab suci, Tuhan pun menganjurkan kita agar berdoa memohon kepadanya...

Pertanyaan saya, sudah benarkah konsep takdir dan berdoa yang kita yakini selama ini?benarkah manusia itu punya free will atau kehendak bebas...?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun