Mohon tunggu...
pandu rakasiwi
pandu rakasiwi Mohon Tunggu... -

jogja, 13-02-1971,just ordinary people...dengan sdkit indra ke 6...,maunya...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah "Tetua" Kampung

19 Oktober 2010   15:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Kampung A

Pada suatu waktu,manusia-manusia terkumpul dan tinggal dalam kampung-kampung.Seperti kampung-kampung pada umumnya mereka memilih pemimpin kampung dan pengurusnya.Nah,kata para nenek moyang mereka,sejak dulu mereka menyerahkan seluruh hidup mereka kepada yang mereka namakan sang"Tetua".Sang Tetua inilah segala-galanya bagi warga kampung tersebut.Ada wabah penyakit,tinggal memohon,langsung hilang wabahnya,ada bencana tinggal memohon langsung hilang bencananya,supaya hasil panen bagus,mereka tinggal memohon,beres !.Oh ya sosok sang Tetua ini pun,seluruh warga kampung tidak ada yg pernah melihatnya,dulu2nya memang ada beberapa warga terpilih yg bisa ber"hubungan" dengan sang Tetua ini,dan mereka inilah yg dulu menuliskan segala perintah dan larangan sang Tetua,dan dikumpulkan jadi satu dalam sebuah buku besar,yg mereka namakan Buku Pedoman Hidup (BPD).Jika ada warga kampung lain yang menghina warga kampung sang Tetua,warga tinggal melapor,dan sang Tetua tanpa koar-koar langsung "menyelesaikannya",dan tidak pernah meleset,artinya orang yg menghina saja yang terkena balasan dari sang Tetua.Apalagi kalo ada yg berani menghina sang Tetua,para warga tidak perlu lagi melapor kepada sang Tetua,apalagi membela,sang Tetua akan langsung "menghajar" mereka-mereka yg berani menghina sang Tetua.Oh ya,hampir lupa,mereka juga membangun sebuah gedung khusu tempat memuja sang Tetua ini,atau sekedar kumpul-kumpul bertukar pikiran.Demikianlah kisah sang Tetua,dan karena begitu hebatnya sang Tetua ini,dengan bukti-bukti nyatanya,akhirnya banyak warga kampung-kampung lain yg menjadikan sang Tetua ini junjungan mereka.

2.Kampung B

Sama seperti kampung A,ketika manusia-manusia terkumpul,mereka membentuk sebuah kampung,dan memilih pemimpin mereka.Mereka jg menggantungkan hidup mereka pada sosok sang Tetua.Sang Tetua ini juga sosok yg tidak kelihatan,dan direkomendasikan oleh nenek moyang mereka.Konon,sang tetua ini hebat juga,dia jg memilih beberapa warga terpilih untuk mengenalkan dirinya pada warga yg lain.Dan akhirnya memilih utusan terakhir yg tugasnya menyampaikan segala sesuatu dari sang Tetua ini,Apa-apa yg pernah di sampaikan sang Tetua kepada utusan-utusan sebelumnya,banyak yg dikoreksi oleh utusan terakhir tersebut,istilahnya disempurnakan,dan semuanya tadi juga dikumpulkan menjadi sebuah Buku Besar,dan Buku Besar ini dikatakan sebagai buku yg sangat lengkap dan sempurna dalam segala aspek kehidupan.Sehingga sang Utusan terakhir tadi wanti-wanti agar menjaga,menghapal,dan melaksanakannya,dan tentu saja sang Tetua sendiri akan "menjaga" jangan sampai ada yg berani melecehkan.Ketika ada wabah penyakit,mereka jg memohon kepada sang Tetua,dan hasilnya ya tergantung team medis dari warga kampung,kalo ada bencana datang,mereka anggap itu cobaan dari sang Tetua,tanpa sedikitpun merasa bahwa sang Tetua ini "iseng"amat pake ngasih-ngasih bencana.Nah ini yang aneh,ketika ada warga lain yg berani menghina mereka,sambil teriak-teriak menyebut nama sang Tetua,dan dalam jumlah besar mereka akan "menyerang"warga yg berani menghina tadi,bahkan kampungnya.Kalo ada yg berani menghina sang Tetua pun begitu,misalkan ada warga kampung A bilang,mana kehebatan Tetuamu,bencana,wabah,orang yg menghina warganya,tak bisa disingkirkannya...,begitu kok masih dijadikan Tetua,maka warga kampung B akan terkumpul semua,dan sambil teriak-menyebut nama sang Tetua menghajar warga yg berani berkata demikian.,sekalian dengan kampungnya tentu saja.Selain itu kalo ada yg mengkritisi sang Utusan Terakhir dan Buku Besarnya,tindakan yg sama akan dilakukan oleh warga kampung B.

Demikianlah kisah tentang sang Tetua di dua kampung yg berbeda.Seandainya bisa memilih,anda lebih suka tinggal dimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun