Mohon tunggu...
Pandu Wibowo
Pandu Wibowo Mohon Tunggu... -

Pria Muslim sederhana yang sedang mendalami Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Muslim Negarawan Membangun Negeri

24 November 2013   10:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:45 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13852625341697157470

Pandu Wibowo Mahasiswa Ilmu Politik, UIN Jakarta Ketua LDK Komda FISIP .

Muslim negarawan memiliki pengaruh besar dalam membangun negeri. Negeri yang kaya tapi tidak layak dikatakan kaya, negeri yang mayoritas muslim tapi tidak terlihat akhlak seorang muslim, negeri yang seharusnya bisa mandiri tapi terlihat masih berpangku tangan dengan asing, negeri yang berpotensi memiliki para hafidz/hafidzah yang begitu banyak karena bermayoritas muslim tapi masih kalah jumlah hafidz/hafidzahnya dengan negara yang lebih kecil wilayahnya dan lebih sedikit jumlah penduduknya diluar sana seperti Palestina (Asia), Mesir (Afrika), Bosnia (Eropa) dan lain lain.

Disinilah fungsi Muslim negarawan, bukan hanya memperjuangkan nilai nilai keIslaman di masyarakat tapi mampu mengimplementasikan nilai nilai itu dalam merenovasi negerinya. Karena yang dibutuhkan negeri ini berberapa tahun kedepan bukan seorang muslim yang tidak berani bermain di politik tapi mampu serta berani memainkan politik sehingga muslim negarawan bisa merampas kekuasaan dari orang orang yang tidak bisa menggurus negara. Tapi yang perlu kita cerna, bukan kekuasaan tujuan kita (muslin negarawan), itu salah besar !!!. Karena sesungguhnya kekuasaan hanya milik Allah. Yang kita lakukan sebagai muslim negarawan adalah memanfaatkan amanah (kekuasaan) yang kita dapat untuk kemasalatan dan kesejahteraan masyarakat. Kita tunjukan kepada mereka (orang orang liberal dan sekuler) bahwa beginilah cara Islam mengelola negara. Memanfaatkan kekuasaan bukan untuk diri sendiri atau kelompok tapi dimanfaatkan untuk rakyat. Mereka yang menghalang halangi muslim masuk kedalam pemerintahan adalah orang sekuler. Orang yang tidak bisa mengelola negara, mengedapnkan nafsu dunia ketibang kesejahteraan rakyatnya. Maka dari itu muslim negarawan perlu menggantikan mereka untuk merenovasi Indonesia menjadi firdaus dunia.

Dalam perspektif keimanan yang di miliki oleh muslim negarawan, perlu kiranya para muslim negarawan belajar dari tragedi di Mesir dan dinamika Turki membangun negeri. Ada pesan esensial mengenai apa yang dihadapi oleh para muslim negarawan di Turki, Mesir, dan juga negeri negeri lainnya, termasuk Indonesia. Diperlukan perspektif keimanan dalam mengahadapi segala dinamika yang ada ketika membangun negeri. Qiyadah (pemimpin) kita yang memperjuankan kebenaran didalam pemerintahan selalu mengajarkan kepada muslim negarawan bahwa sunnatullah, dimana ketika Allah berkhendak menambahkan kemuliaan didalam sebuah negeri, bertambah pula tantangan yang hadir bagi para pegiatnya. Dalam sunnatullah itulah Allah akan menghadiahkan tantangan berupa penjahat besar (Akaanira MujrimiiHa) sebagai ujian yang mematangkan akal dan jiwa para pegiat kebaikan di negeri tersebut.

Allah SWT berfirman dalam surat Al An’am ayat 123: “Dan setiap negeri kami jadikan penjahat penjahat besar, agar melakukan makar didalamnya. Dan tiada makar kecuali dampaknya kepada mereka sendiri. Dan mereka tidak sadar”.

Para muslim negarawan perlu menyimpan dalam bawah sadarnya bahwa tiada perjuangan yang bila targetntya telah tergapai, lalu pekerjaannya otomatis turut usai. Akan selalu Allah adakan ujian berikutnya. Sebab Allah hendak menguji mana muslim negarawan yang sebanarnya. Sebagaimana firman Allah dalm Al Qur’an surat Al Ankaabut ayat 2: “Apa manusia duga mereka akan dibiarkan cukup mengatakan ‘kami beriman’ dan mereka tak diuji?”.

Menjadi muslin negarawan tidak cukup dengan modal iman dan takwa, tapi dibutuhkan intelektualitas untuk menyempurnakannya. Amal tanpa ilmu sama saja mobil yang tidak memakai mesin. Maka dari itu para muslim negarawan harus belajar dan menuntut ilmu sampai mereka orang sekuler faham bahwa pergerakan muslim negarawan tidak main main dalam membangun negeri dan

mengatakan yang Haq di negeri yang disebut Anis Mata (Mantan Wakil Ketua DPR RI) adalah firdaus yang hilang. Bibit bibit muslim negarawan bisa kita lihat dikampus kampus. Maraknya para aktifis dakwah kampus yang memperjuangkan Islam baik itu dikampus dan lingkungan berhasil menunjukan bahwa mereka layak mengurus negara di masa yang akan datang. Contoh kongkritnya adalah prestasi prestasi yang didapat para aktifis dakwah kampus diakui oleh dunia internasional. Diranah organisasi baik itu internal dan eksternal yang mereka kelola semakin dilihat kenierjanya oleh orang orang. Para calon muslim negarawan berorganisasi bukan hanya sekedar ikut ikutan tapi karena kesadaran dan kebutuhan mereka sendiri. Ini mengapa orang orang yang tidak suka dengan apa yang diperjuangkan aktifis dakwah kampus merasa khawatir Islam akan bangkit, mulai dari kampus sampai negara. Karena sesungguhnya banyak sekali oraganisasi kepemudaan baik itu di internal dan eksternal kampus yang mengatasnamakan Islam tapi perilaku dari kader kadernya tidak mencerminkan Islam. Mereka memusuhi gerakan Islamis, dan mereka lebih suka ide ide liberal dalam membangun negara. Dan lebih parahnya lagi mereka seakan ingin merenovasi Islam menjadi Islam liberal.

Fenomena maraknya aktifis aktifis dakwah kampus dengan oraganisasi dakwahnya seakan semakin menunjukan tajinya. Di kampus kampus besar seperti UI, UGM, UNJ, ITB, IPB, USU, UIN, telah terlihat secara gamblang bahwa akktifis aktifis dakwah kampus memiliki peran setrategis dalam menanamkan nilai nilai ke Islaman yang dipadukan dengan ilmu sosial dan alam untuk menyadarkan para mahasiswa bahwa negeri Indonesia membutuhkan muslim muslim negarawan yang bukan hanya mensejahterakan negerinya tapi mulai berani dan pantas memimpin dunia. Dari fenomena tersebut terlihat bahwa Islam itu akan bangkit dan insyaAllah para orang orang Islamis itulah yang mampu mengawal transisi demokrasi dinegeri ini sehingga tidak adalagi orang yang mati kelaparan , tidak ada lagi orang yang bunuh diri karena putus asa, dan tidak ada lagi orang yang bodoh karena tidak mendapat kesempatan belajar. Mari kita bawa negeri ini menuju gerbang baru Indonesia, gerabang menuju kesejahteraan.

@pandu_wibowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun