Mohon tunggu...
Pandji Harsanto
Pandji Harsanto Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Buku Make Your Own Plan!\r\nPerencana Keuangan Independen\r\n\r\nemail : pandji.harsanto@gmail.com\r\n\r\ntwitter : @pandjiharsanto\r\n\r\nwww.pandjiharsanto.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa yang Dimaksud Redenominasi?

16 Desember 2011   16:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:10 2058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun.

Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama, sedangkan pada sanering menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis. Selain itu redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi. Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi suatu negara dengan negara regional, sementara sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).

Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan, sedangkan pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya. Redenominasi juga biasanya dilakukan saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali, sedangkan sanering dilakukan dalam kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi).

Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat, sementara sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba.

Apabila terjadi gejolak ataupun inflasi yang lebih tinggi dari tahun-tahun normal sebelumnya, biasanya masyarakat lebih mencari nilai investasi yang lebih aman atau “safe haven” seperti emas atau Logam Mulia.

Bila redenominasi terlaksana pada tahun 2013 maka masih ada waktu untuk Anda untuk menabung Logam Mulia saat ini. Kondisi yang terjadi di masyarakat justru malah kebalikannya, seperti saat ini (12 Desember 2011) harga LM per gram Rp.509.000,00 jarang masyarakat untuk membelinya, justru ketika LM sedang tinggi-tingginya seperti sebelum lebaran 2011 harga LM Rp.545.000,00 per gram masyarakat berbondong –bondong untuk membelinya. Setidaknya untuk berinvestasi yang penting adalah membeli di harga murah dan menjual di harga tinggi, bukan kebalikannya.

Berikut ini merupakan prediksi harga Logam Mulia

2009 harga emas 360.000/gr
2010 harga emas 432.000/gr
2011 harga emas 518400/gr
2012 harga emas 622.080/gr
2013 harga emas 746.496/gr
2014 harga emas 895.795/gr
2015 harga emas 1.074.945/gr
2016 harga emas 1.289.945/gr
2017 harga emas 1.547.937/gr
2018 harga emas 1.857.520/gr
2019 harga emas 2.229.025/gr
2020 harga emas 2.674.830/
gr

Keuntungan bila terjadi redenominasi adalah nilai tukar rupiah akan lebih kuat bila ditukarkan dengan mata uang negara lain. Selain itu Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya.

Contoh-contoh terkini redenominasi

ontoh-contoh yang terkini antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun