Mohon tunggu...
Pandji Harsanto
Pandji Harsanto Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Buku Make Your Own Plan!\r\nPerencana Keuangan Independen\r\n\r\nemail : pandji.harsanto@gmail.com\r\n\r\ntwitter : @pandjiharsanto\r\n\r\nwww.pandjiharsanto.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merencanakan Dana Pendidikan dengan Logam Mulia

21 Desember 2011   04:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seringkali ketika saya bertemu dengan rekan-rekan kerja atau komunitas suatu ada acara, saya selalu mendapat keluhan. “Wah biaya pendidikan saat ini naiknya gila-gilaan ya..” Ternyata bila kita sadari bahwa sejak tahun 90′an kenaikan biaya pendidikan di negara kita memang cukup tinggi. Dari hasil survey saya lakukan untuk 3 tahun terakhir ini memang untuk biaya pendidikan swasta kenaikannya cukup tinggi. Kenaikan Uang Pangkal saja bisa sampai 15% per tahun, sedangkan kenaikan SPP bulanan bisa sampai 10% pertahun. Bahkan untuk sekolah-sekolah swasta tertentu kenaikannya bisa lebih dari 20% pertahun baik uang pangkal maupun SPP bulanan. Ada beberapa cara kita untuk merencanakan dana pendidikan anak yang terus melambung tinggi ini, diantaranya adalah dengan: 1. Tabungan atau Deposito 2. Asuransi Pendidikan 3. Investasi Kita sudah mendapatkan data inflasi pendidikan adalah 15% pertahun, maka untuk mendapatkan hasil yang baik maka perlu hasil yang melebihi inflasi. Salah satu caranya adalah dengan investasi dengan hasil yang melebihi 15% pertahun. Instrumen investasi bisa berupa properti, saham, reksa dana, ataupun logam mulia. Pada kali ini saya akan sharing kepada rekan-rekan bagaimana merencanakan pendidikan dengan logam mulia. Sesuai dengan artikel saya “Kapan Sebaiknya saya membeli emas atau Logam Mulia” https://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/09/04/kapan-sebaiknya-saya-membeli-emas-atau-logam-mulia/ Pada artikel tersebut saya mendapatkan perhitungan bahwa kenaikan logam mulia selama 10 tahun terakhir adalah 20,5%. Dengan begitu dapat kita gunakan emas atau logam mulia sebagai alat investasi untuk membuat dana pendidikan. Berikut percakapan saya dengan rekan saya yang kebetulan berprofesi sebagai dokter spesialis Pandji : Gimana Dok, Dokter sekarang seorang Dokter Spesialis sedang istri adalah dokter gigi spesialis. Apakah ada keinginan untuk kedua anak dokter nanti untuk meneruskan jejak ayah dan ibu nya sebagai dokter? Dokter : iya sih saya berniat untuk mengarahkan dua anak saya untuk menjadi dokter,satu jadi dokter umum dan satu lagi menjadi dokter gigi. Tapi melihat biaya pendidikan dokter yang sangat tinggi saat ini, saya saat ini tidak berani untuk bermimpi untuk meyekolahkan mereka ke kedokteran. Bayangkan saja pendidikan dokter saat ini yang swasta minimal membutuhkan dana sebesar 100 juta rupiah. Gimana nanti kalo 8 atau 13 tahun lagi biaya pendidikan dokter itu… Mungkin bisa 1 milyar. Coba kita hitung ya jika biaya pendidikan dokter saat ini 100 juta akan menjadi berapa 8 tahun dan 13 tahun lagi. Pendidikan 8 tahun lagi = 100 juta X (1.15)8 = 305.902.286 Pendidikan 13 tahun lagi      = 100juta X (1.15)13 = 615.278.762 Ya untuk keduanya bisa jadi 1 milyar. Pandji : Tenang Dok, kita masih punya waktu untuk membiayai pendidikan itu dengan investasi. Kita coba saja dengan logam mulia Dok.. Tapi sekali lagi investasi mempunyai risiko Dok.. Gak selamanya investasi untung terus.. Bisa juga rugi.. Tapi bila dengan logam mulia ini sangat cocok dengan person yang mempunyai profil risiko konservatif. Yaitu person yang tipenya tidak suka mengambil risiko dan selalu ingin melindungi nilai pokok ivestasi-nya. Dokter : Ayo deh coba kamu buatkan perhitungan jika dengan logam mulia. Saya pingin tahu bagaimana caranya.. Pandji : Begini Dok.. Pertama dengan cara yang paling sederhana.. Kalo pada saat ini biaya pendidikan anak adalah 100juta. Maka bila saat ini (Oktober 2011) harga LM (Logam Mulia) adalah 500ribu per gram. Maka kita membutuhkan biaya sekitar 200gram LM untuk biaya pendidikan dokter. Jumlah LM    = 100 juta / 500 ribu per gram = 200 gram LM Nah kita tinggal menghitung berapa tahun yang dibutuhkan anak pertama untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Karena anak pertama Dokter sekarang usia 10 tahun dan dana tersebut dibutuhkan paling tidak pada saat anak berusia 18 tahun. Maka kita buat jaga-jaga saja Dok. Kita buat Buffer dana tersebut kita kumpulkan bukan selama 8 tahun melainkan selama 7 tahun. Jadi pada saat anak ini berusia 17 tahun dananya sudah siap dan kita simpan dalam bentuk yang lebih aman seperti deposito. Perhitungan dana pendidikan untuk anak pertama Umur : 10 tahun Target Pendidikan : usia 18 tahun Jangka waktu untuk menyimpan emas : 7 tahun 200gram / 7 tahun = 28.6 gram pertahun 28.6 gram pertahun / 12 bulan = 2,4 gram per bulan. Dengan cara menghitung yang sama untuk anak kedua adalah sbb: Umur : 5 tahun Target Pendidikan : usia 18 tahun Jangka waktu untuk menyimpan emas : 12 tahun 200gram / 12 tahun = 16.67 gram pertahun 16.67 gram pertahun / 12 bulan = 1.39 gram per bulan. Jadi untuk kebutuhan anak pertama dan kedua adalah 400 gram

Simulasi Logam Mulia untuk Dana Pendidikan

Pendidikan Anak

Jangka waktu

Total Biaya saat ini

Konversi saat ini

Total Biaya akan datang

Investasi LM

(Rp.)

LM

(Rp.)

per tahun

per bulan

Pertama

7 tahun

Rp100,000,000

200 gram

Rp305,902,286

28.6 gram

2.4 gram

Kedua

12 tahun

Rp100,000,000

200 gram

Rp615,278,762

16.7 gram

1.4 gram

Total

45.3 gram

3.8 gram

Dokter : Tapi untuk mendapatkan 400 gram bagaimana caranya, kalo dihitung dengan harga emas saat ini (oktober 2011) 400 gram dikali 500.000 = 200 juta rupiah. Saya belum ada Pak. Bagaimana solusi nya? Pandji : Begini Dok ada 2 alternatif solusi pertama kita bisa mencicil emas itu bulanan atau kedua kita bisa mecicil emas itu di Bank Syariah.. Alternatif 1 Dengan mencicil emas bulanan adalah sbb: Dari data anak pertama telah diketahui cicilan emas per bulan 2.4 gram LM Dari data anak kedua cicilan emas yang dibutuhkan 1.4 gram LM per bulan. Jadi total pembelian LM per bulan adalah 3,8 gram per bulan Alternatif 2 Dokter bisa membeli LM 400 gram tersebut dengan cara cicilan di Bank syariah dengan uang muka 15%. Sisanya bisa diangsur sesuai dengan kemampuan, Contohnya bisa dengan Kepemilikan Logam Mulia BRI syariah http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/08/07/kepemilikan-logam-mulia-klm-bri-syariah/ Atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya untuk dana pendidikan anak pertama membeli 200gram LM dengan masa cicilan selama 7 tahun. Sedangkan untuk dana pendidikan anak kedua membeli 200gram LM dengan masa cicilan 13 tahun. Dokter : Oke banget Pandji, kalo begitu saya akan coba solusi untuk dana pendidikan ini. Terimakasih atas saran-nya.. Pandji : sama-sama Dok.. saya senang jika saran ini bisa membantu Dokter… Kesimpulan Anda bisa menggunakan 2 alternatif cara pembelian LM, yang pasti untuk dana pendidikan anak pertama 200 gram harus dipenuhi dalam jangka waktu 7 tahun. Dana pendidikan anak kedua sebesar 200gram LM dipenuhi selama jangka waktu 13 tahun. Dengan membaginya secara rata perbulan maka akan semakin ringan besaran investasi yang harus dikeluarkan, Karena jangka waktu yang masih panjang, sedangkan jika kita menunda investasi tersebut 2 tahun atau 3 tahun ke depan maka besaran yang diinvestasikan pun semakin lebih besar dibanding dimulai sejak saat ini. Itu sebabnya saya selalu menghimbau kepada rekan-rekan saya untuk merencanaka keuangan sejak dini. Kapan waktu terbaik untuk melakukan investasi? Jawabannya adalah “kemarin” (sedini mungkin). SELAMAT MERENCANAKAN DANA PENDIDIKAN.. SELAMAT BERINVESTASI.. sumber : http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/10/02/merencanakan-dana-pendidikan-dengan-logam-mulia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun