Mohon tunggu...
Pande Anggarnata
Pande Anggarnata Mohon Tunggu... Lainnya - from nothng says everthing

Staf pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Klungkung Bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Perempuan Usung Ogoh-ogoh

8 Maret 2016   22:56 Diperbarui: 10 Maret 2016   11:23 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang tidak lazim dalam parade ogoh-ogoh pada malam tanggal 8 Maret 2016di Desa Blahbatuh Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Bali. Ogoh-Ogoh Dewi Kali yang dibuat oleh Sekehe Taruna Bina Karya Banjar Tengah Blahbatuh sebenarnya biasa saja. Apalagi ogoh-ogoh yang digunakan saat ini adalah ogoh-ogoh tahun lalu dengan sedikit polesan pada wajah, namun terlihat lebih cantik dan lebih feminim.

[caption caption="pande anggarnata"][/caption]Yang menarik dari ogoh-ogoh ini adalah para pengusungnya semua cewek. Jika biasanya pengusung ogoh-ogoh adalah pria atau pemuda dari sekehe teruna (organisasi kepemudaan di bawah banjar adat) maka untuk tahun ini ST. Bina Karya melakukan hal yang berbeda. Mereka sengaja mengumpulkan pemudi/cewek yang ada di lingkungan Banjar Tengah untuk mengusung ogoh-ogoh mereka.

Para pemudi itu di dandani sehingga tak kalah cantiknya dengan ogoh-ogoh yang merak arak. Dengan balutan pakaian yang cukup sexy mereka dengan semangatnya mengusung ogoh-ogoh yang lumayan berat. Tetapi semangat mereka untuk memberikan tampilan yang terbaik dan berbeda membuat semuanya terasa ringan.

Setelah sampai catus patha (perempatan) mereka meletakan ogoh-ogoh, mereka melakukan tarian-tarian, selanjutnya dengan akapela melakukan tarian cak modern. kemudian mengising ogoh-ogoh lagi sembari "menarikan" ogoh-ogoh tersebut selayaknya laki-laki. Sungguh indah, cantik dan penuh kelembutan.

Barangkali inilah wujud emansipasi perempuan dalam perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Isaka 1938. Menurut Kelihan Banjar Tengah I Ketut Ambara, SH, hal ini sengaja dilakukan untuk memberikan warna baru dalam parade ogoh-ogoh di Blahbatuh. "Setelah dua tahun berturut-turut menggelar pragmentari ogoh-ogoh, maka tahun ini ini kami tampilkan wanita mengusung ogoh-ogoh, sebagai bukti adanya kekuatan dalam kelembutan perempuan." imbuhnya.

Apapun itu jelas ini sebuah pembedaan. Sesuatu yang baru yang mungkin akan menambah warna dalam setiap parade ogoh di tahun-tahun selanjutnya. Apa pun itu, Selamat Hari Raya Nyepi 1938, SUNYI, SEPI, SUCI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun