Mohon tunggu...
Pande Anggarnata
Pande Anggarnata Mohon Tunggu... Lainnya - from nothng says everthing

Staf pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Klungkung Bali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pura Dalem Tengaling Blahbatuh

6 Maret 2021   14:14 Diperbarui: 6 Maret 2021   14:19 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blahbatuh, Sabtu 6 Maret 2021. Desa Blahbatuh dikenal sebagai desa tua yang sudah ada sejak jaman kerajaan bali mula. Desa Blahbatuh menjadi terkenal ketika seorang putra dari Sri Karang Buncing menjadi maha patih di kerajaan bedahulu yaitu Kebo Iwa, apda masa pemerintahan raja Sri Astar Sura Ratna Bumi Banten. Oleh sebab itu di Blahbatuh banyak terdapat pura-pura kuno yang sejara berdirinya masih perlu diteliti lebih lanjut.

Salah satu pura tersebut adalah Pura Dalem Tengaling yang terletak di kawasan Banjar Adat Babakan, namun masuk dalam wilayah Banjar Adat Staria. Pura Dalem Tengaling ini berdiri diareal yang cukup luas, dengan halaman parkir yang juga luas.  Dengan komposisi pura sama dengan pura umumnya di Bali terbagi menjadi 3 mandala, yaitu jaba sisi, jaba tengah dan jeroan.

Berdasarkan penuturan Cokorda Mangku, selaku pemangku di pura tersebut, diceritakan Ratu Gede yang di puja di Pura ini, dengan perwujudan Barong Ket bergelar Ida Ratu Gede Sakti adalah bersaudara dengan Ratu Gede Mecaling yang dipuja di Pura Dalem Ped Nusa Penida. Untuk menjaga ketentraman dan ketertiban penduduk di Bali, maka potongan kepala barong ket itu di bawa ke bali.

Perjalanan ke Bali ternyata memerlukan waktu yang cukup lama, melewati siang dana malam. Pada suatu hari penduduk di desa Medahan Keramas melihat ada sinar terang mengapung ditengah samudra. Karena rasa penasaran, maka penduduk beramai ramai ke pantai, sementara beberapa nelayan menggunakan perahu berlayar ke arah sinar tersebut untuk melihat dari dekat.

Setelah didekati ternyata sinar tersebut berasal dari pengalan kepala barong ket Ratu Gede Sakti. Maka para nelayan membawa pengalan kepala barong itu kepantai. Setelah diupacari lengkap, beberapa hari kemudian berdasarkan pawisik yang diterima, penduduk desa Medahan membawa potongan kepala Barong itu ke Sumampan Kemenuh.

Susana Puja Wali
Susana Puja Wali

Perjalanan ke Sumampan dilakukan dengan menyusuri pantai Medahan ke barat, setelah melewati muara sungai Petanu menuju ke utara. Setibanya di Pura Dalem Sumampan potongan kepala Barong Ket Ida Ratu Gede Sakti di buatkan badan dan ekor selanjutnya dibusanakan secara kebesaran sesuai dengan keadaan pada jaman itu. Setelah itu dilakukan upcara sebagaimana mestinya untuk dapat dipuja sebagai manifestasi Tuhan.

Setelah sekian lama di puja di Pura Dalem Sumampan, yang akhirnya berganti nama menjadi Pura Dalem Medahan Sumampan karena banyak umat yang berasal dari Medahan Keramas akhirnya menetap disana. Maka pada sasih kelima atau bulan Juli-Agustus Ida Ratu Sakti diring untuk nglawang (melihat-lihat rakyat) karena biasanya pada bulan-bulan itu di Bali ada saja wabah penyakit yang menyerang. Perjalanan ini diyakini untuk menolak penyakit yang menyerang rakyat.

Karena banyaknya rakyat yang sakit (tidak jelaskan jenis penyakitnya) jadi yang mengiringi perjalanan Ida Ratu Sakti menjadi sedikit, sebagian besar melakukannya dengan tidak iklas, ngambek dan marah marah. Sebagian lagi mulai tidak percaya dengan kesaktian dari Ida Ratu Sakti. Puncaknya adalah rakyat berkeinginan untuk mengembalikan Ida Ratu Sakti ke laut kemudian melaporkan hal ini kepada Raja Peliatan. Raja Peliatan mendapatkan laporan tersebut berkordinasi dengan raja Gianyar, akhirnya disepakti untuk menempatkan Ratu Gede Sakti di Pura Tengaling Blahbatuh.

Raja Gianyar memiliki pertimbangan bahwa dengan kekuatan spiritual Ida Ratu Sakti sebagai penolak penyakit sangat cocok dengan fungsi Pura Dalem Tengaling sebagaiyang juga mempunyai kekuatan spiritual yang sama. Setelah waktunya disepakati, maka dilakukan upacara untuk memindahkan Ida Ratu Sakti ke Pura Tengaling Blahbatuh. Semenjak itu rakyat di Blahbatuh tidak pernah mengalami pandemi yang menyebabkan banyak korban jiwa (grubug).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun