Mohon tunggu...
Pande Anggarnata
Pande Anggarnata Mohon Tunggu... Lainnya - from nothng says everthing

Staf pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Klungkung Bali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wisata Halal di Bali

3 Maret 2019   12:57 Diperbarui: 3 Maret 2019   13:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Beritabali.com

Wacana wisata halal di Bali yang dilontarkan Cawapres paslon 02 sudah menuai pro kontra skala nasional. Banyak yang menolak ide tersebut, tapi tidak sedikit juga mendukung. Kebetulan penulis juga salah satu yang menolak branding ide tersebut. 

Penggunaan tag line wisata halal jelas merugikan Bali, karena Bali bukan untuk pariwisata, tapi pariwisatalah yang untuk bali. Bali tidak perlu dieksploitasi dari berbagai macam sudut kepentingan wisatawan, agar mau datang ke Bali. Akan tetapi biarkan wisatawan datang karena melihat Bali seperti saat ini, budaya adat yang adi luhung, budaya asli Bali yang dijiwai oleh agama Hindu. 

Bali hanya memerlukan wisatawan yang datang untuk melihat keindahan alam dan budaya ini saja. Kalau mau melihat budaya yang "halal" silakan ke tempat lain.

Pembangunan pariwisata di Indonesia bukan hanya di Bali, masih banyak daerah yang cocok dengan pariwisata halal, biarkan Bali menerapkan wisata "haram". Ada Aceh, Lombok, DKI Jakarta, silakan di sana, karena perpaduan budaya Bali akan sulit untuk menyatu dengan yang halal. Setiap jengkal tanah Bali sudah tersimbah darah babi, bahkan warung bakso di bali tidak segan-segan memasang "BAKSO CELENG, 100% HARAM", akan semakin sulit untuk berubah menjadi wisata halal.

Wisatawan muslim sudah dari dulu mengunjungi Bali, setahun hampir 1 juta orang siswa dari Jawa dan Sumatra melakukan study tour ke Bali, Raja Salman juga pernah ke Bali, semua tidak pernah komplain soal halal haram, Bali selalu menyediakan kebutuhan wisatawan dalam arti pelayanan (service), jika wisatawan tidak boleh makan babi ada ayam betutu kok, toilet basah, pokoknya semua ada. Yang tidak ada cuman branding wisata halal.

Pulau Bali sebagai pulau dewata, pulau yang juga dihuni jin, leak, tonya, memedi, dedemit, semua kami hormati, semua kami ajak berkolaborasi. Jadi Bali tidak mungkin akan halal, dalam pengertian muslim. 

Sekali lagi branding baru atau tambahan branding "Wisata Halal" tidak perlu untuk Bali,.
Bali adalah sorga terakhir di dunia, kalau tim 02 mengatakan, "Cukup dengan donasi 5 juta sudah dapat sorga", maka dengan uang 5 juta anda sudah bisa menginap 5 hari di sorga terakhir. Oh ya...kalau tidak suka yang haram...jangan ke Bali ya......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun