Rasisme adalah kepercayaan, sikap, atau tindakan yang didasarkan pada asumsi bahwa beberapa kelompok ras tertentu secara inheren lebih baik atau lebih rendah dari kelompok ras lainnya. Rasisme melibatkan diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras atau etnisitas mereka. Mengapa rasisme itu ada? Banyak tafsiran sebenarnya, tetapi intinya bahwa rasisme hadir karena suatu sistem kepercayaan atau dokrinisasi dengan menyatakan perbedaan pada ras manusia, untuk menentukan pencapaian budaya atau individu, bahwa suatu ras tertentu yang lebih superior dan memiliki ras untuk mengatur ras yang lain.
Dalam konteks rasisme, ras mengacu pada konsep yang digunakan untuk mengkategorikan manusia berdasarkan perbedaan fisik tertentu seperti warna kulit, bentuk wajah, dan ciri-ciri lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa secara ilmiah tidak ada dasar yang kuat untuk mengkategorikan manusia menjadi ras yang berbeda-beda, karena manusia memiliki keragaman genetik yang kompleks dan tidak dapat direduksi hanya pada beberapa ras. Rasisme dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari perlakuan yang jelas dan kasar seperti pelecehan verbal atau fisik, hingga bentuk yang lebih tersembunyi seperti prasangka tersembunyi dan diskriminasi struktural yang tertanam dalam sistem dan kebijakan masyarakat.
Â
RASISME YANG SULIT DIBERANTAS
Di AS, rasisme masih menjadi masalah serius. Sejarah telah menunjukkan bahwa banyak orang kulit hitam menghadapi prasangka dan perang saudara yang pecah pada tahun 1961 memengaruhi bagian selatan dan utara negara itu. Kubu-kubu yang berlawanan, mereka yang menentang perbudakan, dan mereka yang mendukungnya saling bertentangan sampai selatan akhirnya kalah. Namun seiring waktu, penduduk selatan menutup semua layanan publik, termasuk sekolah, angkutan umum, dan toilet untuk orang kulit putih.
Di selatan, orang kulit hitam bahkan tidak memiliki hak pilih dalam pemilihan umum. Martin Luther King dan kawan-kawannya di Amerika melakukan sejumlah inisiatif untuk memperjuangkan keadilan dan memberantas segala jenis prasangka dan keyakinan rasis terhadap ras kulit hitam. Pada tahun 1968, ras kulit putih menembak mati Martin Luther. Bahkan setelah 55 tahun, Martin Luther King Jr., advokat terhebat bagi orang kulit hitam yang tidak disukai oleh para aktivis. Rasisme menyebar begitu cepat di antara negara-negara dan di semua benua. Faktanya, orang kulit putih memonopoli populasi kulit hitam, dan sumber masalahnya belum terselesaikan hingga saat ini.
Penting untuk melawan rasisme dan mempromosikan kesetaraan dan inklusi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengedukasi diri sendiri tentang pengalaman dan perspektif orang-orang dari latar belakang ras atau etnis yang berbeda, mengakui prasangka-prasangka yang mungkin kita miliki, dan berkomitmen untuk memerangi diskriminasi dalam segala bentuknya. Berikut ini adalah penjelasan rinci dan panjang mengenai alasan mengapa rasisme sulit diberantas:
1. Warisan Sejarah: Rasisme sering kali berasal dari sejarah yang panjang dan kompleks. Di masa lalu, praktik kolonialisme, perbudakan, dan penjajahan telah menciptakan ketidaksetaraan sosial dan menghasilkan pandangan dan keyakinan yang merendahkan dan menghina kelompok ras tertentu. Meskipun telah terjadi perubahan sosial yang signifikan sejak saat itu, akar sejarah ini masih terasa dalam struktur dan institusi sosial saat ini. Karena warisan sejarah ini, sikap dan prasangka rasial masih terus berlanjut dan sulit diubah dalam jangka pendek.
2. Stereotipe dan Prasangka: Stereotipe dan prasangka yang berkaitan dengan ras tertentu masih ada di masyarakat. Stereotipe adalah pandangan umum dan sederhana yang diterapkan pada kelompok ras tertentu tanpa mempertimbangkan keunikan individu. Prasangka, di sisi lain, adalah sikap negatif yang mendalam dan mempengaruhi perlakuan terhadap orang-orang dari ras yang berbeda. Stereotipe dan prasangka ini terbentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh media massa, atau pengajaran yang tidak akurat. Menghilangkan stereotipe dan prasangka membutuhkan pendidikan yang intensif dan kesadaran yang lebih tinggi tentang keragaman rasial.
3. Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran: Salah satu faktor penting dalam memerangi rasisme adalah pendidikan dan kesadaran yang adekuat. Banyak orang tidak menyadari dampak negatif rasisme atau bahkan tidak memahami definisi dan mekanisme rasisme itu sendiri. Kurangnya pemahaman tentang keragaman rasial dan kurangnya kesadaran akan privilages yang ada dapat memperkuat sikap dan perilaku yang rasialis. Penting untuk mengimplementasikan pendidikan yang inklusif tentang sejarah, budaya, dan kontribusi dari semua kelompok ras dalam masyarakat. Pendidikan yang lebih baik dapat membantu mengubah sikap dan membangun kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya persamaan dan penghargaan terhadap keragaman.
4. Peran Media dan Teknologi: Media massa dan teknologi memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk persepsi dan pandangan masyarakat terhadap kelompok ras tertentu. Kadang-kadang, media massa dapat memperkuat stereotipe dan prasangka rasial melalui representasi yang negatif atau diskriminatif. Selain itu, penyebaran pesan rasialis melalui platform online juga dapat memperkuat divisiveness dan intoleransi. Mengatasi rasisme membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang peran media dan teknologi serta perlunya kebijakan dan regulasi yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya.
Meskipun memerangi rasisme merupakan tantangan yang sulit, tidak boleh ada alasan untuk menyerah. Dengan upaya bersama, kerjasama antarindividu dan kelompok, serta perubahan pada tingkat sistemik, adalah mungkin untuk mencapai masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Penting untuk terus berkomitmen untuk mengatasi rasisme dan membangun dunia di mana setiap individu dihargai dan dihormati tanpa memandang ras atau etnis.
PENGARUH RASISME DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Rasisme dalam hubungan internasional bukan lagi masalah yang baru. Dalam hubungan internasional, kerap kali rasisme ini terjadi di berbagai belahan dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertekad untuk menggunakan seluruh kemampuannya guna melawan rasisme yang terjadi. Hal ini dikarenakan rasisme bertentangan dengan Piagam PBB. PBB telah menetapkan segala larangan akan rasisme dalam intrumen HAM Internasional guna menghapus diskriminasi. Â Berikut pengaruh rasisme dalam hubungan internasional: Â Â
1. Konflik dan Ketegangan Antar Negara: Rasisme dapat memicu atau memperkuat konflik antar negara. Ketika ada sentimen rasialis yang kuat di antara dua negara atau kelompok etnis, konflik bersenjata atau konfrontasi politik dapat terjadi. Diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil terhadap kelompok ras tertentu juga dapat menciptakan ketegangan dan memperburuk hubungan bilateral antar negara.
2. Kolonialisme dan Imperialisme: Sejarah kolonialisme dan imperialisme adalah contoh nyata bagaimana rasisme mempengaruhi hubungan internasional. Praktik ini didasarkan pada keyakinan superioritas ras dan memberikan landasan untuk penindasan, eksploitasi, dan perebutan sumber daya. Kolonialisme dan imperialisme telah menciptakan ketidaksetaraan ekonomi dan politik yang berkelanjutan antara negara-negara yang dieksploitasi dan penjajahnya.
3. Diplomasi dan Hubungan Bilateral: Rasisme dapat mempengaruhi proses diplomasi dan hubungan bilateral antara negara-negara. Ketidaksetaraan rasial dapat menciptakan kesenjangan dalam perundingan dan mempengaruhi keputusan politik. Diskriminasi rasial juga dapat menyulitkan komunikasi dan kerjasama antara negara-negara, memperburuk ketegangan dan menghambat pencapaian kesepakatan yang saling menguntungkan.
Penting untuk diingat bahwa rasisme tidak hanya mempengaruhi hubungan antarnegara, tetapi juga mempengaruhi kehidupan individu dan masyarakat di dalam negeri. Upaya global dalam melawan rasisme dan mempromosikan kesetaraan rasial sangat penting untuk memperbaiki hubungan internasional. Dibawah ini merupakan beberapa langkah yang dapat diambil:
- Hukum dan Kebijakan Anti-Diskriminasi: Negara-negara dapat mengadopsi hukum dan kebijakan yang melarang diskriminasi rasial dan memastikan perlindungan hak-hak semua individu, tanpa memandang ras atau etnis. Ini meliputi langkah-langkah untuk mencegah diskriminasi dalam lapangan pekerjaan, perumahan, pendidikan, dan akses ke layanan kesehatan. Negara-negara juga dapat menerapkan undang-undang yang memberikan sanksi terhadap tindakan rasisme dan kekerasan rasial.
- Diplomasi antarbudaya: Diplomasi antarbudaya dapat mempromosikan pemahaman dan kerjasama antara negara-negara. Pertukaran budaya, program pertukaran siswa, seminar internasional, dan dialog antaragama dapat membantu mengurangi prasangka dan stereotip negatif antara kelompok ras atau etnis yang berbeda.
- Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan tentang keragaman rasial, sejarah rasisme, dan penghargaan terhadap budaya yang beragam sangat penting. Negara-negara dapat memasukkan kurikulum yang mempromosikan toleransi, kesetaraan, dan penghormatan terhadap semua ras dan etnis. Kampanye kesadaran juga dapat dilakukan melalui media massa, kampanye sosial, dan kegiatan masyarakat untuk memerangi prasangka rasial dan mempromosikan persaudaraan universal.
- Kerja Sama Internasional: Kerja sama antarnegara dan lembaga internasional dalam memerangi rasisme sangat penting. Negara-negara dapat bergabung dalam upaya global, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi regional, untuk mengadopsi resolusi, konvensi, dan deklarasi yang menetapkan prinsip-prinsip dan norma-norma anti-rasisme. Negara-negara juga dapat bekerja sama untuk memantau dan melaporkan pelanggaran rasial serta memberikan bantuan dan dukungan kepada negara-negara yang membutuhkan dalam memerangi rasisme.