Mohon tunggu...
Pandan Arum
Pandan Arum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester akhir Universitas Sebelas Maret

Saya adalah seorang mahasiswa yang suka makan seblak di warung pinggir jalan, walapun dianggap celelekan tapi saya juga bisa serius. Ketertarikan saya di bidang sastra membuat saya ingin mempelajarinya lebih lanjut. Berikut adalah beberapa tulisan saya mengenai sastra. Ilmu yang saya pelajari akan saya bagikan dalam bentuk tulisan di sini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Terima Kasih untuk Bapak Ibu sebagai Malaikatku Sepanjang Waktu

28 November 2023   10:50 Diperbarui: 28 November 2023   11:05 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ibu dan Bapak adalah malaikat tak bersayap yang sengaja dikirimkan Tuhan untuk menemani perjalanan hidupku. Ibu mengajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan yang sabar, mandiri, dan kuat. Sementara bapak mengajarkanku untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab.

Bapak adalah lelaki yang tabah dan terus memelihara beban pikirannya seorang diri. Ia tidak ingin menyusahkan orang lain. Bapak bukan istana pasir yang dengan mudah tergusur oleh ombak. Bapak adalah batu kokoh yang membiarkan badai terus menerjangnya. Malam yang sepi adalah teman akrabnya untuk merenung. Secangkir teh panas, tv yang menyala, dan sepuntung rokok adalah hal-hal yang kelihatannya bisa membuat Bapak menjadi sedikit lebih tenang. Ia diam, tetapi memperhatikan segala hal. Memikirkan bagaimana keluarganya bisa hidup berkecukupan. Terkadang kesehatannya ia abaikan dan tetap nekat mencari nafkah agar seluruh kebutuhan keluarga terpenuhi. Hingga pada suatu ketika, tubuhnya tidak mampu berdiri lagi. Ia rebah dan menyisakan tangis seluruh keluarga. Ya, bapak wafat.

Tidak ada orang yang tidak cinta dan sayang kepada Bapak. Bapak adalah orang yang memiliki jiwa sosial tinggi dan suka menolong orang. Di hari kematiannya pun, pelayat tak henti-hentinya berdatangan. Selama sepekan penuh, mereka mengunjungi rumah kami untuk sekadar mendokan Bapak. Doanya bermacam-macam. Beberapa doa yang kudengar mendoakan Bapak agar masuk surga, diampuni dosa-dosanya, dan mendapatkan ketenangan di akhirat. Benar kata Ibu, Bapak banyak menanam hal-hal baik selama hidupnya sehingga ia memanen hal-hal baik pula di akhir hidupnya. Semenjak kedukaan merasuk dalam keluarga kecilku, Ibu menjadi seseorang yang lebih kuat dari biasanya. Ibu bangkit dengan cepat. Ia bertahan demi kami, anak-anaknya.

Ibu adalah pahlawan yang membersamai kami di usia dewasa. Dengan kuat, ia berdiri di tengah-tengah duri untuk melanjutkan perjuangan Bapak. Ibu seperti air yang selalu tenang dalam menghadapi badai di dalam diri anak-anaknya. Ia menjadi tempat berpulang anaknya di kala menghadapi hari yang berat maupun dunia yang kejam. Ibu tidak mewariskan harta yang berlimpah ruah untuk kami anak-anaknya, tetapi Ibu mengajarkan berbagai ilmu kehidupan yang tidak diajarkan di sekolah-sekolah manapun. Ibu mengatakan kepada kami untuk selalu menjadi orang yang baik, orang yang bisa berdiri di kakinya sendiri (tidak bergantung pada orang lain). Ibu percaya bahwa semua perbuatan baik akan kembali dalam berbagai bentuk dan dengan cara yang tidak terduga-duga." Selalu percaya kepada Allah. Semua sudah diatur oleh Allah, manusia hanya tinggal menjalankan", itu adalah nasihat ibu yang selalu dilontarkan ketika kami anaknya terlena oleh dunia yang fana.

Sekarang, anak-anak Bapak dan Ibu sudah dewasa. Sudah bisa membedakan hal yang baik dan buruk. Kami selalu berjalan di bawah atap kasih sayang mereka. Meniti hari di bawah lindungan Tuhan yang Maha Baik. Semua yang hilang akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik. Kami bertahan dan terus berjuang untuk kebahagiaan Ibu dan Bapak. Jutaan ucapan terima kasih mungkin tidak bisa membalas pengorbanan Ibu dan Bapak. Namun, dengan suara yang melirih di sepanjang sujud kami senantiasa mendoakan Bapak dan Ibu. Kami selalu berdoa agar Ibu diberi usia yang panjang. Hidup lebih lama di dunia sehingga bisa menemani anak-anaknya bertumbuh. Besar harapan kami untuk menjadi seorang yang berhasil di masa depan dan bisa membalas semua kebaikan Ibu dan Bapak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun