Ketika seseorang memutuskan menikah dengan orang yang katanya ia cintai, seharusnya saat itu juga yang bersangkutan sadar akan sebuah komitmen untuk menjaga hubungan tersebut panjang hingga maut memisahkan.
Sayangnya, dalam perjalanan itu tak semua pasangan menemui indahnya hidup dengan naungan cinta kasih sayang. Sebagai istri, saya tentu prihatin dan sedih melihat headline berita mengenai peristiwa yang disebut KDRT.
Seringkali saya merenung, bagaimana bisa hubungan yang berlandaskan cinta pada mulanya bisa berujung saling melukai. Ego dan Respect. Ya, dua hal yang ternyata menjadi pengaruh terbesar dalam hubungan bernilai ibadah itu.
Pernikahan adalah persatuan dua isi kepala berbeda yang seharusnya memiliki tujuan sama meski di dalam perjalanannya sering kali harus mmengalami pasang surut kejadian. Laiknya sebuah kendaraan yang rentan mengalami masalah dalam sebuah perjalanan. Begitulah pernikahan.
Pentingnya persiapan bahan bakar yang harus selalu terisi agar bahteranya tak berhenti di tengah jalan. Pun begitu dengan perawatan rutin  yang harus selalu diperhatikan agar kendaraan tak bermasalah dan membuatnya celaka di jalanan.
Sikap Respect merupakan bahan bakar utama agar pernikahan tetap berjalan dengan cinta sedangkan ego adalah management penting dalam merawat kasih sayang di hubungan pernikahan.
Kurangnya sikap Respect/menghargai membuat pasangan dengan mudah bersikap semena-mena termasuk kasar hingga lahirlah perilaku KDRT. Untuk kita ketahui bersama bahwa KDRT tidak hanya dalam bentuk fisik namun juga verbal. Hal ini kemudian didukung dengan buruknya management ego masing-masing yang semakin mempermudah seorang berlaku KDRT hingga lupa bahwa hubungan yang sedang mereka bina awalnya berasal dari cinta dan saling menginginkan.
Lalu bagaimana cara kita bersikap Respect agar tak mudah terbakar ego? Tiga cara sederhana untuk menjaga Pernikahan dalam naungan Kedamaian penuh Kasih
1. Memahami bahwa masing-masing memiliki peranan dalam pernikahan
Suami dengan Peran mencari di nafkah sebaiknya memahami bahwa istri di rumah memiliki peran yang sama pentingnya dalam keberlangsungan rumah tangga. Dengan begitu, salah satu pihak taka da yang merasa bahwa ia memiliki peran lebih besar atau lebih penting.