Gangguan pernapasan sering kali tidak dianggap serius oleh setiap orang, jika belum mengganggu aktivitas maka orang tidak akan pergi ke dokter untuk mengecek kondisi tubuhnya. Kesadaran akan kesehatan paru-paru dikalangan masyarakat sangat rendah bahkan penyakit paru-paru banyak yang belum mengenal dan sadar.Â
TBC atau Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menyerang bagian  paru-paru manusia, penyakit ini sangat dihindari, bahkan banyak pengidap TBC menyembunyikan penyakitnya karena malu dan takut dikucilkan atau dijauhkan dari lingkungan sosial. Sehingga informasi akan penyakit ini semakin minim hanya 21% masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang bahaya dan dan cara pengobatan TBC.
Pada rentang tahun 2000 sampai 2015 jumlah kematian akibat tuberkulosis mencapai 22% angka tersebut mengalami penurunan namun, pada tahun 2016 tuberkulosis masih menempati peringkat ke-10 angka kematian tertinggi di dunia berdasarkan laporan WHO.Â
Selain itu ditahun yang sama WHO juga melaporkan 1.7 juta orang meninggal akibat TB termasuk 40.000 orang pengidap HIV dan TB, sedangkan pasien TB yang masih berjuang melawan penyakitnya sekitar 10.4 juta orang. Setiap harinya 4.700 orang kehilangan nyawa dan 28.500 jatuh sakit terserang TB.
Saya sendiri pun pernah merasakan betapa ganasnya terkena TB Paru, seorang pasien harus seminggu sekali mengecek keadaan tubuhnya mulai dari tekanan darah dan berat badan, Â untuk melawan penyakit TBC harus adanya komitmen terhadap diri sendiri, hal itu meliputi, makan makanan yang sehat dan hindari makanan yang enak di mulut namun tidak memiliki gizi yang baik, tidur yang cukup atau tidak tidur sampai larut malam (begadang), minum obat khusus untuk pasien TB.
Saat itu saya belum mengetahui bahwa saya terkena TB paru, sesak yang saya rasakan beralih menjadi rasa nyeri pada dada bagian kiri, setiap saya beranjak tidur dan mengambil posisi miring kekiri dada terasa sangat sakit seperti ada jarum yang menusuk di dalamnya, ya lagi lagi saya hanya berpikir ini masuk angin biasa dan hanya saya oleskan minyak angin Freshcare (btw freshcare selalu menemani saya ketika saya sedang merasa sakit, bukan iklan ya hehe). Saya sama sekali tidak menceritakan apapun kepada keluarga mengenai kondisi saya. Rasa sakit seperti ditusuk jarum terus menerus saya rasakan selama 2 minggu.
Pagi itu di kamar saya terbatuk dan seperti tersedak ingin muntah, perasaan panik, takut, serta bingung berkecamuk didalam diri saya. Seketika ibu saya menanyakan "kenapa kamu?", saya langsung menjawab "batuk darah". Tidak tinggal diam ibu saya langsung mengambilkan air hangat dan menenangkan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk ke klinik dekat rumah, dokter mendiagnosa kemungkinan TBC tapi saya masih berpikir bukan. Mungkin tenggorokan saya terluka. Salah satu obat yang diberikan adalah stop pendarahan. Satu hari setelah itu saya membaik.
Singkat cerita keesokan harinya setelah sedikit membaik ternyata saya kembali batuk darah, saya pergi ke rumah sakit swasta dan saya harus melakukan ronsen paru-paru, dokter melakukan observasi dan ternyata benar saya mengidap penyakit TB paru dan harus konsisten minum obat selama 6 bulan.Â
Saya berpikir bahwa kalau saya terus melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit akan membuat beban kedua orangtua karena pada saat itu saya masih mahasiswa. Akhirnya saya diskusikan dengan dokter dan dokter memutuskan untuk rawat jalan di puskesmas secara gratis. Ternyata itu adalah salah satu program pemerintah untuk melawan kasus penyakit TBC terutama paru-paru di Indonesia.
Permenkes Nomor 67 tahun 2016 tentang penanggulangan Tuberkulosis menetapkan target penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TBC tahun 2050.Â
Bentuk lain dari usaha melawan TBC yaitu dengan gerakan tagar #PeduliKitaPeduliTBC pada tahun 2018 dan diperingatinya hari TBC sedunia pada tanggal 24 Maret.Â