Mohon tunggu...
Panca Nur Ilahi
Panca Nur Ilahi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Rebahan

Limpahkan pemikiran dengan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Deteksi Hubungan Pertemanan Toksik dari Circle Terdekat

9 Oktober 2020   22:24 Diperbarui: 9 Oktober 2020   22:42 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Membuat jaringan pertemanan merupakan aspek terpenting dalam mencapai keberhasilan yang kita inginkan, maka orang-orang yang ada di sekitar kita menjadi pengaruh utama terhadap kepribadian diri kita. Selain itu, kita juga selalu dituntut untuk dapat mempunyai banyak teman, agar koneksi yang kita punya menjadi luas. Berangkat dari spirit itu, generasi muda saat ini berlomba-lomba memiliki teman sebanyak mungkin, dengan harapan koneksi yang mereka miliki dapat membantu mereka dalam mendapatkan pekerjaan ataupun bekerja sama dalam sebuah usaha. 

Lalu dari banyaknya 'teman' yang kita miliki, manakah yang benar-benar menjadi teman kita? Bukan hanya sekedar memiliki banyak teman, kita juga harus sadar bahwa ada orang yang memberikan dampak buruk dan baik terhadap kita. Kenali orang-orang yang kita kenal lebih dalam seperti sifatnya, cara orang tersebut memperlakukan orang lain, dan pola pikirnya. 

Usia muda memang waktu yang tepat mencari jati diri dan mencari jawaban mengenai hal-hal yang membuat kita penasaran, tentunya kita tidak bisa lepas dari teman-teman kita. Maka teman saat ini akan mempengaruhi kita di masa depan kelak. 

Ironisnya dari orang-orang yang kita anggap sebagai teman ternyata mereka tidak menganggap kita sebagai teman mereka, sehingga koneksi atau jaringan yang kita harapkan dari mereka bertepuk sebelah tangan. Untuk itu kita harus mendeteksi adanya toksik dalam hubungan pertemanan yang kita miliki saat ini, mulailah dari sirkel terdekat kita.  

Sadari Adanya Parasit

Kamu harus sadar mengenai sikap teman yang kamu miliki, apakah teman kamu hanya datang pada saat ia butuh saja atau tidak? Biasanya teman tipe seperti ini tidak sadar bahwa dia memulai sebuah percakapan dengan dalih meminta tolong, permintaan pertolongan ini akan datang dengan intensitas jarang sampai pada sangat sering dan perlahan-lahan menjadi sebuah kebiasaan. 

Dari permintaan tolong yang wajar menjadi kurang ajar, bahkan sampai harus mengorbankan hal terpenting yang kita miliki. Dari sini kamu harus sudah mulai curiga akan teman yang kamu miliki, karena teman yang datang jika sedang ada butuhnya saja akan merasa paling kuat dengan memperalat kamu. Jika kamu meminta pertolongan kepada teman kamu ini, pastinya dia akan menolak bahkan menghilang seperti asap, lalu siapa yang kamu anggap teman, hantukah?.  Ini merupakan benih dari hubungan pertemanan toksik yang kamu miliki.

Contoh dari teman parasit yaitu datang ketika meminjam uang, biasanya ia akan manis di awal dan seakan-akan ia dalam kondisi yang genting. Namun faktanya uang yang dipinjamkan itu ternyata untuk memenuhi kehidupan kelas atasnya saja. Contoh lain, seorang teman yang datang ketika ia sedang sulit dalam mengerjakan tugas, ia akan datang untuk meminta bantuan. Namun permintaan tersebut datang dari rasa malas yang ia punya. Sebaliknya jika kamu meminta bantuan tugas, chat kamu tidak dibalas atau hanya ditanggapi seadanya saja. 

Cepat atau lambat teman seperti hanya menjadi parasit dalam hidup kita, karena ia akan merepotkan kita saja. Tanpa memberikan feedback yang baik. Jika kamu merasa teman kamu seperti ini, menjauhlah sekarang juga. Kamu berhak mendapatkan sebuah kebebasan, kebahagian, dan persamaan dalam sebuah pertemanan.

Walau kamu sadar bahwa teman mu ini adalah teman dekat yang sangat kamu kenal dan berada di sirkel terdekat. Sifat manusia tidak pernah ada yang tahu. Jadi kamu harus bersikap tegas, berikan nasihat dan tegur lah. Jika tindakan itu tidak menyadarkannya kamu harus dengan sepenuh hati tinggalkan teman tersebut.

Membandingkan Pencapaian Kehidupan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun