Mohon tunggu...
Sugi Siswiyanti
Sugi Siswiyanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger lifestyle, content writer, writer

Menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Maha Penting Smartphone untuk Semua Aktivitas Kita

31 Oktober 2019   01:22 Diperbarui: 31 Oktober 2019   01:26 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Awal September lalu, ponsel satu -- satunya yang saya miliki untuk kesekian kalinya rusak. Kali ini layar sentuhnya yang bermasalah. Saya tidak bisa membuka aplikasi apa pun. Boro -- boro buka aplikasi, layar sentuhnya bergeming saat saya geser ke kanan, kiri, atas, dan bawah. Saya langsung panik. Padahal semua pekerjaan ada di situ. Termasuk  fasilitas yang amat vital, seperti transportasi daring.

Sembari meninmbang -- nimbang memperbaiki layar sentuhnya di pusat layanan servis atau di layanan servis umum, kebetulan masa garansi ponsel saya sudah habis tujuh bulan lalu, saya menggunakan ponsel lama suami dengan merek yang sama. Dalam keseharian, sembilan puluh persen pekerjaan saya menggunakan ponsel. Termasuk mencari resep masakan, ponsel menjadijujugan untuk membuka cookpad atau akun - akun masak di Instagram.  Jadi, ponsel seperti menempel di tangan saya. Benda ini saya letakkan jika saya sedang fokus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan saat bermain Bersama batita saya.

Setelah sebulan memakai ponsel ini, eh dua hari lalu, layar sentuhnya bermasalah juga. Ini malah lebih parah. Kalau ponsel saya masih bisa menyala meski layar sentuh tidak berfungsi, ponsel ini malah tidak bisa keduanya. Saya  mulai agak panik. Seraya mengecek catatan pekerjaan yang tenggat waktunya dalam seminggu ini, saya mencoba mencari cara agar ponsel tetap bisa berfungsi. Sayangnya gagal.

Akhirnya tiga hari terakhir ini saya menjalani hidup tanpa ponsel. Dalam ketidakberdayaan itu, saya menghibur diri saya sendiri. Ini waktunya cuti dari gadget, cuti dari baca info -- info kerjaan, curhatan teman, atau gosiip yang wara -- wiri muncul di WAG Alumni kampus. Saya pun berpikir ini waktunya fokus pada buku -- buku bahan tulisan yang selama ini hanya terbaca 2 -- 3 lembar.

Saya merasakan tiga hari yang ringan.  Di kala senggang, saya membuka kembali koleksi buku -  buku resep masakan. Daya tariknya memang beda sih antara baca buku resep dan melihat resep di internet lewat ponsel. Keadaan mulai terasa berkerikil ketika saya takbisa memesan jasa ojek daring. Ketika saya hendak berbelanja, saya melihat promo cashback, saya ingin, tapi sayang, ponsel rusak. Pun ketika saya akan mengecek mutasi rekening saya lewat ponsel, saya tersadar, ponsel rusak. Saya teringat ada janji ketemu kawan lama yang datang dari Aceh minggu ini. Saat akan mengonfirmasi jadwal ketemuan, saya harus menelan pil pahit karena Whatsapp saya takbisa diakses.

Saya kembali merenungkan  mahapentingnya ponsel ini sebagai asisten pribadi saya. Padahal baru empat hari saya tidak bisa buka Whatsapp untuk mengecek informasi seputar pekerjaan dan pesanan barang untuk toko online saya.  Empat hari ini juga saya  tidak bisa posting apa pun di 2 toko online saya di Instagram dan  1 akun pribadi .  Empat hari ini saya benar - benar mengandalkan laptop saya sebagai media komunikasi dan informasi melalui surat elektronik. 

Sore tadi saya sedang berbelanja bersama batita saya saat hujan turun.  Spontan saya hendak memesan jasa taksi daring untuk pulang. Ealah... baru ingat ponsel saya masih rusak.  Akhirnya kami berdua duduk menatap lebatnya hujan sambil menikmati cemilan di tangan masing -- masing. Cemilan ini pun sebenarnya ada promo cashback -nya. Sayang, kali ini saya takada dalam lingkaran kelompok yang menggunakan QR Code untuk berttransaksi.

Saya berharap ponsel yang saya beli dari salah satu toko online segera saya terima. Biarlah sindiran -- sindiran tentang betapa bergantungnya manusia milenial terhadap ponsel mengenai saya. Bagaimana pun, ponsel memang  menjadi bagian mahapenting dari gerak langkah saya dan sebagian besar orang yang hidup di era Internet of Things ini. Bagaimana dengan Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun