Mohon tunggu...
Juanda Pandawa
Juanda Pandawa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

membangun peradanban dan hati dan cinta di http://juandapandawa.tk/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kontroversi Pekan Kondom Nasional

1 Desember 2013   07:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:28 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini bertepatan dengan Hari AIDS sedunia , 1 Desember 2013 bersamaan dengan akhir pekan atau hari minggu yang biasanya selalu ramai dengan berbagai jenis kegiatan kemasyarakatan, bersamaan itu pula Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional  yang  akan menggelar Pekan Kondom Nasional pada  1-7 Desember 2013. Rencananya, Pekan Kondom Nasional bakal digelar pada 12 kota besar di Indonesia Sebagai bentuk upaya penanggulangan AIDS melalui sosialisasi penggunaan kondom kepada pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum, yang bertujuan untuk mengurangi penularan kasus HIV/AIDS di Indonesia. Tapi benarkah dengan sosialisasi tersebut mampu mengurangi penularan penyakit mematikan itu, bukankah dengan hal tersebut  akan memicu perilaku seks bebas yang kontraproduktif apalagi kepada para remaja yang merasa akan aman ketika memakainya, tidak adakah jalan lain yang bisa ditempuh oleh komisi tersebut untuk mengsosialisasikan terntang bahaya HIV/AIDS akibat sex bebas?.

Seperti yang dilansir Inilah.com, menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Memperingati Hari AIDS Sedunia tiap 1 Desember tidak pernah luput dari aksi bagi-bagi kondom gratis sebagai bentuk kampanye seks yang aman. Kegiatan itu, tidak perlu khawatir karena kondom bukan barang terlarang."Kondom bukan barang terlarang seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau, jika ada yang bagi-bagi kondom," kata Nafsiah di Jakarta, Jumat (29/11/2013).Menkes membandingkan dengan kegiatan bagi-bagi rokok gratis yang menurutnya malah berbahaya kerena seperti memberi kesempatan generasi muda untuk mencoba merokok. "Dari coba-coba bisa jadi ketagihan merokok," katanya. Sebaliknya, pembagian kondom adalah salah satu upaya mencegah penularan HIV/AIDS, bukan untuk menganjurkan seks bebas. "Pemerintah juga bersyukur penularan HIV/AIDS dapat berkurang dengan penggunaan kondom," ujarnya. Pernyataan Menkes tersebut seolah mengulang apa yang dikampanyekannya pada tahun lalu yang mendorong penggunaan kondom untuk mengindari sex beresiko. Sungguh ironis pernyatan Menkes RI, bukankah jika dilihat dari tujuan diciptakan kondom untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama (bercinta). Maka dalam hal ini akan menjadi sangat ketergantungan (ketagihan) bagi para pengguna untuk melakukan sex (bercinta) sehingga tercipta budaya sex bebas baik dikalangan dewasa maupun remaja, ternyata bahaya rokok dalam pandangan Menzkes lebih mematikan daripada HIV/AIDS akibat sex bebas

Kondom sebagai alat pencegahan HIV/AIDS bukanlah sebuah solusi. Akar masalah penyebaran HIV/AIDS adalah perilaku seks bebas/zina, baik heteroseksual maupun homoseksual. Sumber awal virus mematikan ini adalah dari pelaku homoseksual, lalu menyebar dan terus meluas melalui seks bebas di lokasi prostitusi dan bahkan akhirnya menjalar pada “orang-orang bersih” yaitu orang yang tertular HIV/AIDS dari pasangan sahnya (suami/istri) yang telah terlebih dahulu tertular virus dari lokasi prostitusi. Selama akar masalah HIV/AIDS berupa seks bebas ini dibiarkan ada dan bahkan mendapat legalitas dengan dibiarkannya lokasi prostitusi berdiri, maka jangan harap HIV/AIDS bisa dihentikan penyebarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun