Entah apa yang dipikirkan Oleh Mentri Pendidikan Muhadjir Effendy yang baru yang katanya ingin menerapkan konsep Full Day School , entah sensasi biar semua orang tahu bahwa dia resmi menggantikan Bapak Anies Baswedan atau memah buah pemikiran yang matang . Karena pak anis ini ibarat Trademark Pendidikan yang susah diganti peranya apalagi sekaliber mentri pendidikan, ibarat Roney Itu MU hehe.
Dikutip Dari Kompas : http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/08/12462061/ini.alasan.mendikbud.usulkan.full.day.school.
Menurut Mentri Pendidikan Muhadjir Effendy, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja.
Kalo alasan biar siswa lebih banyak disekolah biar belajar itu sih alasan klasik , pemikiran lama. Sekolah tempat belajar itu pemikiran lama, mau dibuat sampai sekolah dari jam 7 pagi sampai jam 10 malem juga engga ngaruh. Ini sih emang pemikiran orang indonesia yang terobsesi jumlah bukan manfaat . Semakin banyak semakin bagus hehe . Klo kata Pandji Pragiwaksono Yang penting mah banyak , nasi banyak, sayur banyak trus kekenyangan.
Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua.
Untuk aktivitas lain misalnya mengaji bagi yang beragama Islam, menurut Mendikbud, pihak sekolah bisa memanggil guru mengaji atau ustaz dengan latar belakang dan rekam jejak yang sudah diketahui. Jika mengaji di luar, mereka dikhawatirkan akan diajari hal-hal yang menyimpang.
Lau kalo alasannya biar selesei belajar barengan sama orang tua selesei kerja itu murni jokes harusnya, lalu bisa menambah kegiatan dengan ngaji / kegiatan bermanfaat dsb sampai sore itu engga realistis aja sih
Pemikiran ini itu sebenernya namanya Boarding School/ Pensantren aja , g usah Kalimat Full Day School. Mengapa? Saya Lulusan Pesantren 6 tahun dari SMP sampai SMA diawasi 24 jam kalo Kata babeh kalo sekolah diluar nnti ngerokok, tawuran dsb makanya kamu dipesantrenin. Pemikiran ini dasarnya sih itu aja lalu Solusi ya Pesantren/Boarding School klo kata babeh saya.
Ya Intinya FDS itu menurut saya karena takut anak jadi nakal abis pulang sekolah, itu aja sih
Trus gimana? Engga salah tapi Jangan takut berlebihan kaya gtu. Secara Teknis Sebenrnya semua anak atau bahkan semua orang itu tahu standar jadi orang baik dan jadi orang nakal . Nah ini pemikiran yang saya suka dari bapak anies, “ susah melihat orang baik atau buruk yang paling gampang melihat orang yang tidak bermasalah” Sederhana aja banyakin sharing.
Jadi Jangan Posesif ya pak mentri, hehe banyakin sharing disekolah klo perlu kurangin jam belajar formalnya tapi tambahin yang lebih praktek , atau satu hari satu pelajaran kynya mungkin lebih menarik dianalisis, ya intinya Indonesia aja mash muda baru 71 tahun masih harus banyak maen kemana-mana hehe