Dari hasil perbincangan yang banyak terjadi belakangan ini, kepemilikan media dan media yang bergerak di bidang penyiaran berita menjadi salah satu bagian dari pemahaman tentang jurnalisme kontemporer didalam praktek maupun bidang pendidikan. Literasi terhadap media meningkat secara pesat, dan terlihat jelas memberikan berbagai macam pengertian yang berbeda bagi tiap-tiap orang. Konteks multimedia dalam hal ini dikatikan dengan kegiatan jurnalistik, yang mendalami bidang penyiaran berita kontemporer dan organisasi media.
Sebagai dasar dari pembahasan kali ini, digunakan literasi yang berkaitan dengan multimedia dalam jurnalistik dan jurnalisme dari Eropa dan Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai apa saja proses yang terjadi pada pembahasan mengenai dampak dari persepsi dari jurnalistik itu sendiri.
Menurut Dahlgren (1996) multimedia adalah kumpulan media yang tersusun secara structural, yang terbentuk dari teknikal dan organisasional, dan budaya dari para penggunanya. Dalam konteks ini, multimedia yang sering disebut dikaitkan dengan konteks jurnalisme. Tidak hanya berkaitan dengan jurnalisme, multimedia yang disebut juga mengacu pada media konvensional. Secara spesifik kali ini kita akan melihat jurnalisme secara online. Kita tahu bahwa jurnalisme kini mulai berada di jaman yang serba digital. Hal itu disebabkan karena adanya kemajuan yang pesat didalam media itu sendiri. Media-media yang tersusun secara rapi tersebut sering disebut dengan multimedia, sebuah istilah yang sudah tidak asing lagi ditelinga para netizen saat ini.
Lalu, apa hubungan antara multimedia, media konvensional, dan juga jurnalisme online ? Bahasan-bahasan tersebut digunakan untuk menjelaskan proses-proses perkembangan yang muncul dalam bidang media. Pada posting sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana perbedaan antara media baru dan media lama.
Berbicara tentang jurnalisme online ada beberapa definisi yang sesuai untuk menjelaskannya. Jurnalisme online secara etimologi berarti pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita dalam media massa. Tentunya media massa juga mengalami perkembangan. Media yang memasuki era digitalisasi menyebabkan muncullah jurnalisme online. Hal tersebut juga dikarenakan multimedia yang mulai berkembang pesat dan adanya jaringan internet yang memudahkan segala hal dapat disajikan secara online.
Kata Online sendiri berasal dari kata ”on” yang memiliki arti hidup dan kata “line” yang dapat diartikan sebagai sebuah saluran. Dengan kata lain, jurnalisme online secara etimologi dapat diartiikan sebagai kegiatan jurnalistik yang bergantung pada koneksi jaringan internet agar dapat dinikmati dan disajikan secara online.
Apabila ingin membandingkan antara jurnalisme online yang tergolong sebagai produk media baru dengan produk-produk media lama, tentu saja akan membahas kelebihan-kelebihan dari jurnalisme online. Ada 3 keuntungan jurnalisme online yang diutarakan oleh Mark Deuze, yaitu interaktivitas, personalisasi, dan konvergensi.
1.Interaktivitas
Dengan adanya jaringan internet, hubungan antara publik dengan pembuat informasi menjadi lebih dekat, langsung, dan bersifat dua arah. Bersifat dua arah berarti ada feedback antar audiens dengan pihak pembuat pesan atau informasi. Dalam media lama, pesan dan informasi yang disajikan hanya dapat dikonsumsi oleh para audiens, sehingga bersifat pasif. Tidak hanya pasif, informasi-informasi dan pesan yang disajikan tergolong lambat dalam proses pembaruannya. Hal tersebut menyebabkan audiens tidak dapat menerima informasi yang up to date dalam jangka waktu yang cepat. Dengan adanya jurnalisme online audiens dapat menerima informasi dan pesan yang up to date dengan cepat, mudah, dan dapat diakses di mana saja.
2. Personalisasi
Personalisasi disini berarti bahwa media memberikan berbagai macam pilihan bagi para audiensnya. Informasi yang disajikan dapat dipilih sesuai dengan kemauan, dan kebutuhan dari audiens. Berbeda dengan media pada masa jurnalisme di era media lama, dimana informasi dan pesan yang disajikan tidak memiliki banyak ragam karena proses penyajian yang belum cepat dan mudah. Makin beragamnya pilihan yang disajikan oleh media tersebut membuat para audiens menjadi lebih leluasa dalam memilih dan memahami pesan dan informasi yang ada.