Aku menemui pelajaran hidup sekaligus kematian yang tidak pernah aku lupakan
Kujumpai diriku risau memikirkan tujuan
Aku terpana, terlena dalam buaian keinginan
Berandai menyentuh rembulan dengan tangga kayu lapuk, nan dangkal, alangkah malangnya aku, sambil ku tertawa
Dua bulan diriku digoncang kesana kemari
Bagai bahtera di segitiga bermuda, aku hilang arah dan tak tau kembali
Kumengira siangku malam, dan malamku adalah pagi
Siapa diriku pun, musti kupertanyakan pada ilalang, yang setiap hari menghiasi kebun rumahku
Hampir ku kerjai diriku sendiri, dengan siksaan dan hinaan tak terobati
Hingga aku dipertemukan dengan matahari, yang setiap hari mendampingiku, selalu di dekatku, menjadi energi bagi kehidupanku
Bapak, ibu, kakak, saudara, kakek, kerabat, teman, sahabat, dan cintaku yang kemudian disandingkan kepadaku saat kuterkapar, ternyata senantiasa menjagaku, melindungiku, merawatku, dan menumbuhkanku kuat, hingga, hari ini aku belajar bak neil amstrong, untuk melesatkan tekad dan tujuan hidupku, bersama ilmu menuju permukaan bulan, dan bersiap mendaratkan cintaku pada-Nya
Indra Galih Pamungkas
15 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H