Surya menyingsing
Bukit duri tertutup deburan pasir
Tanda bidadari muncul dari ujung cahaya pagi itu
Menyambut sahara dipenuhi daun-daun hijau bak fatamorgana
Merekah Kemuning senja
Menandakan bergulirnya mentari menuju peraduan
Membalut rupa gersang ilalang
Berbaur dogma simpati atas ketidakadilan
Pahamkah manusia itu tentang kepastian?
Yang selalu mereka idamkan atas nama kebahagiaan
Sang penentu mereka menyebut, bahwa gelaran laga penuh cahaya warna-warni ini, adalah arena kebahagiaan sejati
Pantas saja wajahnya sumringah
Tatkala merasa tinggi, mengungguli matahari
Disebutnya agama dogma
Sekedar utopia dan kegilaan semata
Padahal mereka lupa, kakek buyutnya memimpikan apa yang mereka alami sebagai mimpi, yang kini mereka rasai bersama sebagai kemajuan
Tinggalah menunggu waktu, hingga janji Tuhan terjawab sudah
Bumi bergulir berputar, menengadahkan tatapan-tatapan sinis, menjadi bencana bagi mereka yang abai
Taman surga halusinasi berubah nyata, menyambut para penggembala cinta dan ketentraman jiwa di tengah hamparan liat kering merona
25 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H