Mohon tunggu...
agung pamujo
agung pamujo Mohon Tunggu... -

Penulis buku, editor senior, event organizer dan media planner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Poros Maritim Jokowi, Dahlan Iskan Sudah Siapkan Segalanya

8 Agustus 2014   02:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


 INILAH salah satu alasan mengapa Dahlan Iskan lebih memilih untuk mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2014 ini. Yakni, komitmen presiden terpilih berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ditetapkan pada 22 Juli itu, terhadap pembangunan kemaritiman di Indonesia. Jokowi –demikian calon presiden yang diusung koalisi PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasdem dan Partai Hanura itu biasa disapa--, tegas menyatakan akan mengembangkan poros maritim begitu resmi jadi presiden.  Baik dengan mengembangkan secara lebih optimal industri kelautan dan maritim, maupun memaksimalkan transportasi lewat laut. Khususnya, untuk transportasi logistik. Bahkan, untuk menunjukkan keseriusannya terhadap pengembangan poros maritim itu Jokowi bersama pasangannya Jusuf Kalla memilih nuansa laut saat mendeklarasikan kemenangannya berdasarkan keputusan KPU tersebut. Yakni, dengan memilih lokasi di pelabuhan Sunda Kelapa, dan deklarasi dilakukan dari atas kapal. Terkait dengan komitmen untuk pengembangan poros maritim itu, Jokowi beruntung karena ada sosok Dahlan Iskan dalam barisan pendukungnya. Pasalnya, sosok yang dalam pemerintahan saat ini menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) boleh dikata sudah menyiapkan landasan bagi Jokowi untuk mengembangkan poros maritim. Bahkan, boleh disebut, Dahlan Iskan sudah menyiapkan segalanya. Mulai dari program kerja, pembangunan infrastruktur terkait kelautan (ada yang sudah selesai, ada pula yang sedang dalam pengerjaan), bahkan juga sumber daya manusia (SDM)-nya. Terkait dengan infrastuktur untuk menunjang lebih lancar dan optimalnya transportasi (khususnya logistik) lewat laut, Dahlan Iskan sudah menggerakan jajaran BUMN bidang jasa pelabuhan untuk mewujudkan mega proyek Pendulum Nusantara. Inilah mega proyek yang akan memungkinkan pelabuhan-pelabuhan strategis di Indonesia bisa memperlancar arus keluar masuk kapal dengan ukuran besar, dan juga dalam jumlah lebih besar. Pelabuhan-pelabuhan strategis itu juga akan saling terkoneksi dengan sistem yang moderen, tidak kalah dengan pelabuhan besar di mancanegara.  Kapasitas yang besar plus sistem yang lebih canggih, diyakini akan membuat tranportasi lewat laut di Indonesia bakal lebih maksimal. Ini sejalan dengan apa yang sering disebut Jokowi sebgagai tol laut. Di Sumatera misalnya, pelabuhan Belawan, dan Teluk Bayur di Padang termasuk yang diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya. Di Jakarta kini sedang dikembangkan pelabuhan Tanjung Priok Baru yang dibangun dengan biaya mencapai Rp 40 triliun. Di Surabaya, di samping pelabuhan Tanjung Perak, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III membangun pelabuhan yang lebih besar di Teluk Lamong.  Proyek senilai Rp 7 triliun ini mendekati penyelesaian. Di wilayah timur, setidaknya ada dua pelabuhan besar yang tengah dikembangkan oleh BUMN. Yakni, pelabuhan Makassar Baru dan Sorong, Papua. Lewat proyek pengembangan maupun pembangunan pelabuhan baru itu, diharapkan kapal-kapal berdayaangkut besar –minimal 3 ribu teus—bisa berlabuh. Lantas, lalu lalang mengangkut logistik dari dan keluar Indonesia. Dampak selanjutnya, perekonomian nasional akan berkembang lebih pesat.Bukan hanya pesat, namun juga perekonomian diharapkan akan lebih merata. Ini karena, Dahlan Iskan juga tidak lupa mengembangkan dua pelabuhan besar di wilayah timur Indonesia. Pelabuhan Makassar dan Sorong misalnya, diharapkan akan menjadi penghubung perdagangan dari wilayah timur Indonesia ke negara-negara di kawasan Asia Pasifik, secara langsung. Bukan hanya di bidang transportasi laut, untuk sektor industri kelautan dan perikanan pun, Dahlan Iskan juga sudah menyiapkan landasan yang siap ‘’terbang’’  untuk pemerintahan mendatang.  Dalam masa jabatannya yang sebenarnya tidak begitu panjang –yakni sekitar 33 bulan hingga tulisan ini dibuat--, menteri yang memang dikenal banyak melakukan terobosan positif ini, sudah membenahi dua BUMN bidang perikanan: PT Perikanan Nusantara (Priknus) dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo). Dua BUMN itu, sebelumnya tercatat memiliki performa kurang bagus. Mereka boleh dikata dalam kondisi mati suri. Dahlan Iskan langsung menggebrak dengan langkah: lima BUMN bidang perikanan dan kelautan dijadikan satu menjadi PT Perikanan Nusantara (Priknus). Dia pun minta jajaran direksi Priknus langsung kerja, kerja, kerja untuk mengatasi banyak masalah utama di perusahaan tersebut. Salah satu masalah besar adalah utang perusahaan yang mencapai Rp 50 miliar! Gebrakan lebih ‘’keras’’ dilakukan Dahlan Iskan terhadap BUMN bidang perikanan lainnya, Perum Perindo. Dahlan Iskan memutuskan untuk membangkitkan BUMN yang sebelumnya lebih banyak bergerak di bidang sewa lahan pelabuhan itu dengan salah satu kiat jitu-nya: memilih orang muda. Dia menunjuk Dr Agus Suherman sebagai direktur utama BUMN yang berkantor di Muara Baru, Jakarta Utara itu.  Agus masih 37 tahun saat ditunjuk jadi Dirut Perum Perindo pada Februari 2013, sebelumnya sebagai Komisaris PT ASDP Indonesia Ferry. Dia sarjana perikanan lulusan Universitas Diponegoro yang meraih gelar doktor di bidang ilmu kelautan dari Institut Pertanian Bogor pada usia 31 tahun. Dosen tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, pernah jadi kepala Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai-Undip, Sempat di Birokrasi di Kementerian BUMN sebagai Kepala Bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Meski berlatar belakang dosen, Agus yang terhitung junior dari Prof Dr Rokhmin Dahuri –salah satu anggota tim sukses Jokowi, khususnya yang menggodok rencana poros maritim--, tergolong sigap dalam menjawab tantangan Dahlan Iskan. Dia sukses membangkitkan Perum Perindo langsung mencetak laba pada tahun pertamanya hingga 500 persen (laporan keuangan audited, 2013). Tidak heran, Dahlan Iskan pun terang-terangan memuji Agus yang dia sebut pekerja keras, tidak bossy dan dia yakini bisa memajukan industri perikanan di Indonesia.  Dalam tulisan rutinnya, Manufacturing Hope, Dahlan Iskan pun ‘berani’’ melepas Agus untuk adu maraton dengan Abdussalam Konstituanto, Dirut PT Priknus yang lebih senior. ‘’Saya akan mempertandingkan keduanya head to head. Saya ingin menciptakan persaingan internal antardua BUMN perikanan tersebut,’’ tulis Dahlan Iskan dalam Manufacturing Hope edisi 102 itu. Dalam salah satu artikel di majalah BUMN Track edisi Juni 2014, Agus Suherman menunjukkan kesiapan untuk menjawab tantangan Dahlan Iskan itu. Dia pun siap membawa Perindo untuk menjadi lokomotif dalam pengembangan industri perikanan di Indonesia. Dia bukan hanya merancang konsep. Lebih dari itu, pria yang semasa mahasiswa aktif dalam kegiatan pendampingan nelayan ini juga telah melakukan beberapa hal terkait dengan tekadnya membangun industri perikanan dan kemaritiman di Indonesia. Selain membenahi sistem jasa sewa lahan pelabuhan di Muara Baru milik Perindo, Agus Suherman tercatat sudah melakukan banyak langkah baru. Pengembangan bisnis budidaya ikan/udang. Program revitalisasi dan rehabilitasi tambak dengan luas 300 hektare di daerah Karawang, pengembangan bisnis perdagangan ikan, persiapan pembangunan pabrik pakan ikan, pembuatan makanan olahan dari produk hasil kelautan dan perikanan, pembelian kapal tangkap ikan baru, serta perbaikan sistem dan operasi pelabuhan-pelabuhan perikanan di bawah Perindo. Jadi, tidak salah Jokowi yakin untuk mengutamakan pengembangan poros maritim. Karena, program penunjang pengembangan poros maritim itu –baik di bidang infrakstruktur, sarana prasarana maupun industrinya— kini sudah dan sedang dijalankan oleh jajaran BUMN. Bahkan, Jokowi pun kini bisa lebih tenang, karena sudah ada kandidat-kandidat yang bisa dia tunjuk untuk mewujudkan rencana poros maritim itu.  Terlebih, jika hendak mengambil kandidat dari kalangan BUMN yang sudah terbukti profesional, pekerja keras dan bisa. Ada Richard Joost Lino atau Djarwo Surjanto –masing-masing adalah Dirut PT Pelindo II dan Pelindo III--  yang keduanya sudah terbukti mampu memimpin pembangunan infrakstruktur kelautan. Ada juga Abdussalam Konstituanto atau Agus Suherman, masing-masing adalah Dirut PT Priknus dan Dirut Perum Perindo. Nama yang terakhir --yakni Agus Suherman--  selain terbukti memiliki konsep pengembangan industri perikanan dan kelautan yang komprehensif dan sudah dijalankan, juga memiliki kelebihan lain. Yakni, relatif masih muda. 
Agung Pamujo Penulis lepas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun