OPSI -  Essay - -ddf- Belum selesaianya sebuah Pencarian bukan berarti semua selesai .  mau diarahkan kemana lagi  pengalamanku ini  kalau semua  kau  buntu , dan akan tak semakin jelas putusannya . perdebatan demi perdebatan hanya suara anjing menggonggong saja , semua ingin menggigit daging perubahan untuk mencari popularitasnya sendiri . entah  sampai kapankan akan selesai petualangan ini . aku nisa apa untuk menghadapi Kalian . kalian Bisa apa dan dapat apa menghadapi aku. entoh hanya tulang belalang  kanibal biadabnya kamu ,kalian dengan mahkluk lemah ini . kelakuanmu tak juga kunjung berubah daru dulu  justru semakin martir. dikolong kolong jembatan kota , pasar pasar kota  ini  aku bernaung , hindarkan pembicaraanmu yang nyinyir  . hanya debu jalanan menemani ku , setel;ah kau merampas kemerdekaanku, merampok semua yang berharga dan bergaris  , tak lagi perlu tatanan jika semua kau selesaikan secara massi. Kau serobot hak hakku  tak pernah kau menyadari kapan kau berhenti  . sekarang apakah kau mau tipu lagi kali kesekian setelah kau merampas semua yanbg aku punya kemerdekaan yang satu satunya .  3 Mobil datang menghapiriku malam itu , 16 serdadu puykulio akub beramai ramai  , dimalam itu mereka mengeksekusi akau dan akan membunuh akau di situ, namun kau hanya menyeringai diam , ataukan memang kau yang mengundang algojho algojo itu mengakhiri Kisahku. aku inginkan keadfilan , keadilan itu ada dimana , dan akapan keadilan tiu akan dilakukan , semua akal bulusmu kau kecohkan semua orang seoalh olah aku dikleler dan di cokok , di rantai karena hilang ingatan . kejamnya kamu ..yang makin hari makin tak manusiawi..penderitaan demi penderitaan menderu  di deru debu jalanan..namun bagaimanapun aku akan bertahan ..ya bertahan sampi batas kahir kesabaran . sata orang orang berkasih dengan keluarganya aku kedinginan sepi dimeperan toko dan kelonthong pasar . tak ada  batang sembari sebatang kara , hanya batang tulang tulang iga , tanpa daging teronggok , 3 prema menyambangi aku , mengusir dari emepran toko , mereka memukul aku dan akan membawa kua ke Nerakanya .
dengan  siap saja  Orang kau ketika kau tipu daya  tanpa akal sehat biadabnya pikiranmu  kiranya setiap keputusan mestinya dipikirkan secara matang, namun temper mu tak bisa dikendalikan , kau perdaya terus aku, kau intimidasi aku , dengan menyuruh orang lain habisi aku untuk menghilangkan jejak semua kejahatan yang kau lakukan dengannya malam itu. semoag pada kahirnya semua tahu dan tuhan akan habisi semua kisah ini dengan  Kebijaksanaannya sendiri  ( essay)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H