sudah malam masih banyak yang harus ku kerjakan, tak henti dan tak habis aku merajutnya dan pemasang tiap detail untuk aksesories. belajar dari tiap langkah di tiap kehidupan, memasang senyum walau asam dan penuh keangkuhan yang kutemui itu adalah pekerjaan.
tak harus mati dengan rasaku untuk bisa mengolah tiap-tiap jiwa yang kutemui, kesadaran untuk memuaskan dan menjalani yang teramanatkan adalah kewajiban.
sakit, perih, terinjak adalah rasa yang harus tersingkir dari nurani untuk menyungging senyum yang tak tersirat kebencian. adakala bicara memang mudah, saat bertemu dengan peristiwa adalah sebuah perkara yang harus terselesaikan dengan jiwa yang lapang.
biarkan saja semua menjerit histeris, itu adalah sebuah penghargaan atas kerja keras sang penciptanya tak perlu tahu bahwa pekerjaannya sangat membuat hati menjerit dan penuh dengan jarum-jarum panas yang menusuk pelan-pelan ketika bertemu dengan pemilik ego yang penuh dngan keangkuhan.
sesaat dalam sepi teringat perlakuan yang antagonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H