Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setengah Menahan

27 April 2010   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:33 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sudah malam masih banyak yang harus ku kerjakan, tak henti dan tak habis aku merajutnya dan pemasang tiap detail untuk aksesories. belajar dari tiap langkah di tiap kehidupan, memasang senyum walau asam dan penuh keangkuhan yang kutemui itu adalah pekerjaan.

tak harus mati dengan rasaku untuk bisa mengolah tiap-tiap jiwa yang kutemui, kesadaran untuk memuaskan dan menjalani yang teramanatkan adalah kewajiban.

sakit, perih, terinjak adalah rasa yang harus tersingkir dari nurani untuk menyungging senyum yang tak tersirat kebencian. adakala bicara memang mudah, saat bertemu dengan peristiwa adalah sebuah perkara yang harus terselesaikan dengan jiwa yang lapang.

biarkan saja semua menjerit histeris, itu adalah sebuah penghargaan atas kerja keras sang penciptanya tak perlu tahu bahwa pekerjaannya sangat membuat hati menjerit dan penuh dengan jarum-jarum panas yang menusuk pelan-pelan ketika bertemu dengan pemilik ego yang penuh dngan keangkuhan.

sesaat dalam sepi teringat perlakuan yang antagonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun