[caption id="attachment_150224" align="alignleft" width="128" caption="Gbr pinjem dari IGuana.com"][/caption] Hidup adalah perjuangan, dan perjuanganlah yang akan menggerakkan hidup. Pertarungan antara unsur baik-buruk, gelap-terang yang selalu muncul. Dalam kosmos besar akan terdapat kosmos yang kecil yang bergolak, sehingga sulit untuk menentukan dari mana perjuangan harus dimulai. Manusia merupakan pribadi yang terdiri dari perpaduan jasmani-rohani yang berintikan batin. Jasmani yang menerima rangsang secara langsung dari duniawi mengendalikan batin untuk hal-hal yang sifatnya kenikmatan, sedangkan batin yang mendapat petunjuk akan mengendalikan jasmani dari kenikmatan yang merugikan. Saling mengendalikan ini dibutuhkan manusia untuk perjuangan hidupnya. Dalam mewujudkan sebuah perjuangan dibutuhkan sebuah pengertian tentang kebebasan hidup, yaitu kebebasan secara moral dari seluruh kepentingan pribadi jasmani. Biarkanlah diri ini dipimpin oleh batin semangat yang tulus, hati yang mengendalikan dan mengalahkan kenikmatan yang berbentuk 'keakuan'. Dan yang harus diwaspadai adalah semua hal yang bersumber dari hati sebab sulit dilihat karakter maksud sesungguhnya seperti apa. Diperlukan kemampuan penyatuan intelektual, emosional dan spiritual yang seimbang untuk menemukan cara pelepasan jubah kepalsuan dibatin kita. Secara khusus lagi jika berkaitan dengan diri pribadi, adalah suatu perang yang maha dahsyat dan terus menerus. Beberapa orang sangat mudah mengalahkan orang lain, mengendalikan hidup orang lain secara ideologi dan religi masih dimungkinkan, tetapi mengalahkan hati kita sendiri adalah hal yang tersulit. Sering kali amal perbuatan kita dipuji dan dibenarkan oleh orang bijak, sudah membuat kita merasa benar. Padahal walaupun mereka para cerdik nan bijak, namun mereka cuma melihat dari kulit perbuatan kita. Benarlah ungkapan batas surga dan neraka sebesar sehelai rambut. Kita menginjak batas tersebut sudah berarti kita melakukan separuh kebenaran dan separuhnya lagi kesalahan. Tidak kuat menjaga keseimbangan hidup membuat kita oleng tergelincir ke jurang kesalahan. Diceritakan para Pandawa melakukan upacara mandi di sungai Gangga sebelum memulai perang Baratayuda. Meyakinkan diri bahwa peperangan harus dilaksanakan untuk membasmi angkara murka di tanah leluhur mereka, mensucikan diri terlebih dahulu ketika akan maju ke medan perang, sebagai sarana untuk membebaskan diri dari kegelapan, prasangka, serta nafsu keuntungan pribadi. Suatu simbol penyucian diri dan instropeksi sebelum berperang, membebaskan diri dari nafsu dan kegelapan hati. Dari penyucian diri itulah akan muncul manusia yang memenangkan perjuangan hidup dengan kualitas yang bagus. Sehingga perjuangan dengan rasa nasionalisme berjalan kearah yang wajar dan menuju hakekat yang sebenarnya. Selamat berjuang untuk semuanya, ini adalah cambuk buat pribadi penulis untuk suatu perang yang sedang ditempuh. Dan semoga penulis mampu melaksanakannya dalam perjalanan hidupnya. Semoga bermanfat > Makasih inspirasinya Pakdhe Porjo subuh 26 Mei 10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H