Bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah di Nusantara masih hidup dan berkembang serta dipakai oleh masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur.Namun, meskipun dalam lingkup yang sama bahasa Jawa pada kenyatannya memiliki ciri khas yang berbeda dalam pengucapan yang disebut dialek.
Seperti yang saya ketahui, dan saya amati beberapa waktu lalu, ketika saya beberapa bulan di kabupaten Tegal yang mana dalam kesehariannya masyarakatnya mengunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Namun, bahasa Jawa di kabupaten Tegal jauh berbeda dengan bahasa Jawa Baku (Yogjakarta- Solo). disinilah yang membuat saya tertarik untuk mempelajari bentuk kosakata dan unsur-unsur campuran dari mana saja yang mempengaruhi bahasa Jawa Tegal tersebut. Perbedaan yang terjadi disetiap daerah disebut juga dengan dialek. Dialek satu daerah dengan daerah lain akan saling mempengaruhi, tergantung pada posisi wilayah yang berdekatan.
Dalam hal ini, saya mencoba mengulas sedikit kosakata dialek Tegal dalam pemakaian. Namun, tidak semua wilayah Tegal murni menggunakan dialek asli. Seperti, wilayah Brebes sebelah barat sudah tercampur dengan bahasa Sunda, Brebes bagian selatan perbatasan dengan eks Karsidenan banyumas tercampur/terpengaruh dialek Banyumas sedangkan Brebes bagian timur perbatasan Comal terpengaruh dialek pekalongan. Sebagai perbandingan disebelah selatan Brebes dengan perbatasan propinsi Jawa Barat terdapat pencampuran dialek Tegal dengan dialek Sunda, bahkan pada daerah wilayah desa Banjarraja, Bantarkawung, Losari dan Kersana bahasa Sundanya lebih kental pengaruhnya.
contoh dalam kosakata.
pengaruh bahasa Sunda| Dialek Tegal| Bahasa Jawa Baku| bahasa Indonesia |
age                                   iya, uga           iyo, ugo                iya
atanapi                             utawane           utawo                   atau
badhe                                  pan                arep                     akan
dheni                                maning           maneh                 lagi
jelma                                 ewong           uwong                 orang
kuring, aing                      enyong          aku                       saya