Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Otak dan Kecemasan

13 September 2021   19:52 Diperbarui: 13 September 2021   20:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada beberapa kasus, orang mengalami kecemasan tanpa tahu sebabnya. Otak mengelola kecemasan dan tidak membiarkannya kecemasan tersebut menganggu keseharian kita. Jika ada kecemasan, area otak akan membantu kita memahami ancaman, memperkuat dan memadamkan kecemasan tersebut.

Namun, ada sebagian orang kecemasan menjadi suatu yang luarbiasa. Sehingga sangat menganggu keseharian aktifitas. Area ini menjadi terganggu, karena otak berfungsi secara tidak tepat (gagal pengendalian). 

Sehingga menimbulkan kecemasan yang irasional. Kecemasan yang berlangsung lama dapat didiagnosa  sebagai gangguan kecemasan. Kangguan kecemasan seperti panik, kecemasan sosial dan memerlukan terapi, agar dapat kembali normal.

Kecemasan tersebut terjadi, karena pikiran yang dibiarkan liar dan berbincang-bincang dengan ilusinya sendiri dengan sejumlah jaringan di dalam area otak yang berbeda, yakni jaringan ketakutan. 

Satu penjelasan potensial cara kerja otak ada dua bagian. Yaitu bagian kognitif dan emisional, Lobus frontal adalah tempas semua sensasi pikiran bersatu dengan pengalaman kognitif. Sedang amigdala terdapat jauh di dalam otak adalah bagian emosional. 

Menurut teori, kita akan merasakan kecemasan ketika sinyal otak emosinonal mengalahkan sknyal otak kognitif, kemudian masuk dalam kesadaran kita. 

Jika, kita merasionalkan, misalnya ular jarang ditemukan di hutan tempat  mendaki (menggunakan otak kognitif), maka jaringan otak kognitif akan menyusul dan menjinakkan jaringan ketakutan emosional. Bagian lain dari lobus frontal, yang disebut korteks prefrontal ventromedial, tampaknya meredam sinyal yang datang dari amigdala.

 Pasien dengan kerusakan pada daerah otak ini lebih cenderung mengalami kecemasan, karena rem pada amigdala telah diangkat.Terapi untuk menanggulangi kecemasan dapat menggunakan obat-obatan dari Psikiater.

Namun ada juga cara lain, yakni dengan menggunakan teknik seperti stimulasi otak dalam untuk mendorong daerah otak yang memicu kecemasan kembali ke keadaan yang lebih sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun