Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kurusetra

29 April 2010   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sigila, korban cinta yang gemetaran karena birahi, manakala sosokmu muncul dari sinar merah keemasan matahari tenggelam, kupanggil-panggil kau kekasih, aku telah berdandan menantimu.

terpana dalam deru angin, dalam kelam diantara belantara, mendekat dan raihlah aku, mendekat..mendekatlah kudaku, ajaklah aku untuk patahkan barisan gundah dan kelu.

suraimu berkibar, lidahmu menjilat, cahaya matamu berkobar kobar diantara angin topan, kukumu mencengkeram tanah bagai raksasa menyerbu gunung dewata.

kaki-kakiku memeluk punggungmu dengan pelukan garang jantungku terengah mengikuti erangan dengusmu...sungguh aku memang gila.

kusatukan diriku denganmum kita mennderu dipadang rumput tertawakan lakon dan para pecundang yang takut ranjau, berjalan pada jalan yang aman menerobos pintu kepalsuan, menuding dan menjerat mencari pembenaran diri.

takkan kulilitkan lagi selendangku untuk menutup auratku dan kubiarkan rambutku tergelai yang menutupi perhiasanku seperti janji durpadi yang takkan mengelung rambutnya sebelum keramas darah kurawa.

akulah sigila, pemilik kuda kurusetra yang menyatukan hati dan raganya. lari...larilah kencang dihutan belantara terbanglah dipadang-padang. Larilah...hancurkan barisan pecundang cerai berai bagaikan burung kocar-kacir, sebab kita satu jiwa satu raga.

bersama malam, biarkan terkulai melihat kejayaan dalam kekalahan, melihat sang pemilik jasad hancurkan persinggahan,  adakah hati bersih menjadi penggembalanya? carilah diantara bukit, pasir, laut dan langit.

Porjo 15:45

29 April 2010

gendis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun