Roti Ampas Tahu: Kreasi Munthu yang Mengubah Dunia
Munthu adalah seorang siswa SMK jurusan APHP di sekolah negeri pinggiran Kediri. Dia sangat suka bereksperimen terutama yang berkaitan dengan peternakan dan petanian. Saat masih kecil Munthu mempunyai cita-cita menjadi seorang borek (pengepul hasil pertanian) dan membuka warung sederhana. Alasannya tak lain ternyata Munthu tinggal di dekat bandara dan orang tuanya bekerja di bidang pertanian. Munthu bercita-cita menjadi borek yang sukses dan terkenal, sehingga bisa membantu orang tuanya dan membanggakan desanya.
Keluarga Munthu adalah kategori sederhana, sejak kecil dia terbiasa membantu orang tuanya. Apapun yang dikerjakan akan dibantu oleh Munthu selama dia senggang dan tidak sekolah. Didikan orang tuanya ternyata cukup berhasil karena seumuran dia biasanya akan lebih suka keluyuran dan konsumtif. Munthu adalah anak yang rajin dan bertanggung jawab.
Setiap hari, selain membantu orang tua dan sekolah dia rajin memanfaatkan internet untuk menambah wawasan tentang berbagai hal khususnya resep dan teknik memasak. Dari sini bakatnya muncul karena hobi dan ketekunan. Munthu sering mencoba resep-resep baru yang dia temukan di internet, dan mengubahnya sesuai dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Dia juga suka membuat kreasi makanan sendiri yang unik dan lezat.
Suatu hari, Munthu mendapat tugas dari gurunya untuk membuat sebuah menu makanan yang sehat, lezat, dan ramah lingkungan. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan dari sisa produksi lokal, terutama sisa produksi makanan. Munthu pun bersemangat untuk mengerjakan tugas ini, karena dia ingin menunjukkan kemampuan dan kreativitasnya. Dia juga ingin membuktikan bahwa cita-citanya sebagai borek bukan berarti dia tidak peduli dengan lingkungan.
Munthu mulai mencari ide dan inspirasi untuk mendapatkan menu makanan. Dia membuka internet dan mencari informasi tentang sisa produksi makanan dan dampaknya bagi lingkungan. Dia terkejut mengetahui bahwa sisa produksi makanan adalah salah satu penyumbang terbesar gas rumah kaca, yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Dia juga mengetahui bahwa sisa produksi makanan bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik, biogas, atau pakan ternak.
Munthu pun mendapat ide untuk membuat menu makanan yang memanfaatkan sisa produksi makanan dari lingkungan sekitar menjadi bahan makanan baru. Dia memutuskan untuk membuat roti dari ampas tahu. Dia berpikir bahwa menu ini tidak hanya sehat dan lezat, tapi juga ramah lingkungan dan hemat biaya, karena paman Munthu adalah produsen tahu kelas kampung. Munthu ingin membuat roti yang berbeda dari roti biasa, yang bisa menarik perhatian dan selera orang-orang.
Pagi itu sambil menyusuri jalan desa, Dia segera menghubungi paman untuk mengumpulkan sisa produksi ampas tahu. Gayung bersambut paman Munthu ternyata juga mendukungnya. Mereka mulai mengumpulkan ampas tahu yang biasanya menjadi limbah dan nilai ekonomis rendah. Setelah selesai Munthu pulang diantar pamannya karena barang bawaan yang lumayan banyak. Di sepanjang jalan dia bersemangat mengajak ngobrol pamannya tentang hasil pertanian yang dia peroleh dari sekolah. Paman Munthu bangga dengan keponakannya yang pintar dan berbakat.
Munthu pun sampai di rumah dengan ceria dan mulai mempersiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan. Dia juga menyiapkan beberapa bahan tambahan yang diperlukan. Dia memproses sisa produksi ampas tahu menjadi bahan makanan baru dengan cara yang dia peroleh dari internet. Dia juga menambahkan bumbu-bumbu dan penyedap rasa sesuai selera. Dia ingin membuat roti yang memiliki rasa dan aroma yang khas dan menggugah.
Setelah semua bahan makanan siap, Munthu mulai memasak menu makanannya. Dia memanggang roti dari ampas tahu. Dia juga menyiapkan minuman khas fermentasi lokal untuk melengkapi menu makanannya. Dia mengatur menu makanannya di tempat khusus dengan cara yang menarik dan rapi. Dia memberi nama menu makanannya sebagai RO TANI (Roti Tahu Nikmat) dan Es Tape Segar.
Munthu pun selesai mengerjakan tugasnya. Dia membawa menu makanannya ke sekolah dan mempresentasikannya di depan kelas. Dia menjelaskan proses pembuatan dan manfaat menu makanannya bagi kesehatan dan lingkungan. Dia juga membagikan menu makanannya kepada teman-teman dan gurunya untuk dicicipi.