Mohon tunggu...
Palupi Budi
Palupi Budi Mohon Tunggu... -

Calon guru bahasa Jawa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

A Guy and a Girl Can Be Just Friends?

13 Mei 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:22 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemarin-kemarin dapat quote dari adikku yg bunyinya kayak gini :

"A guy and a girl can be just friends, but at one point of another, they will fall each other...
Maybe temporaly, maybe at wrong time, maybe too late, or maybe forever...."


Mau nggak mau, percaya nggak percaya, aku mesti bilang kalo itu sangat bener. Persahabatan antara dua  manusia beda jenis kelamin itu sangat sangat sangat susah untuk bisa menjadi murni persahabatan. Di postingan yang lalu-lalu pernah juga aku membahas topik ini. Dulu pernah idealis dengan bilang, "kenapa nggak mungkin? Itu tergantung kitanya, bisa melihat prioritas yang ada di persahabatan itu nggak.."
Idealis sekali ya pemirsaaaa.....????
And then, seiring berjalannya waktu, seiring pergantian hari, bulan, dan tahun, seiring bertambahnya usia, seiring terbitnya fajar dan seiring dengan iring-iringan yang lain, idealisme itu patah. Harus mengakui bahwa tidak akan ada istilah "murni persahabatan" antara dua makhluk beda jenis kelamin.

Mungkin pertama kali bakal bilang, "nggak lah... dia sahabatku kok. Nggak mungkin aku bakal kasih warna merah jambu ke dia. Nggak mungkin ada perasaan lebih ke dia, nggak mungkin gini, nggak mungkin gitu, nggak mungkin bla....bla....bla...." dan segala nggak mungkin yang bisa kita utarakan sebagai alasan. Okelah, kita mungkin bisa bertahan pada awalnya. Tapi sebagai makhluk normal, saat kita merasa nyaman dengan seseorang, saat kita merasa "kamu kok ngerti aku banget sih" (apalagi dengan lawan jenis), perasaan yang tadi kita bilang nggak mungkin itu, pelan tapi pasti akan tumbuh. Kita bakal mulai seneng (pake banget) saat deket dia, kita bakal berusaha selalu bareng dia, kita bakal selalu rutin ::: SMS-an, telpon-telponan, BBM-an, mention-mentionnan, dlll:::, kita bakal lebih perhatian ke dia, kita bakal seneng (pake banget lagi) saat dia kasih sedikit tanda positif, kita bakal senyum-senyum saat inget dia, dan kita bakal ngerasa ada banyak tanda orang jatuh cinta pada diri kita. Dan biasanya, kita tidak sadar ada itu semua. Sampai suatu waktu kita bisa ngerasa yang namanya ::CEMBURU::.

Daaaaaan saat kita udah punya rasa yang terakhir itu, ya udah, jangan pernah katakan itu murni persahabatan.

Karena apa...? Yang namanya sahabat, kita bisa berkata kita sayang dengan sahabat kita itu, kita mau bantu apa aja untuk sahabat kita itu, tapi kita nggak pernah bisa bilang kalo kita punya hak atas sahabat kita itu. Termasuk hak untuk kita merasa cemburu saat dia dekat dengan lainnya. Dia tetaplah seorang jiwa merdeka yang bebas melakukan apa yang dia inginkan... (wow, tumben bisa ngomong gitu Phy...???!!!)

Kita boleh berkata "persahabatanku sama dia itu murni persahabatan lhooo....", tapi yakinkan juga bahwa tidak pernah ada rasa yang telah dijelaskan itu.

Seperti bunyi quote di atas, memang tidak semua orang akan terjebak dalam teori "sahabat => cinta". Ada juga yang bisa bertahan dan tidak pernah memunculkan sama sekali perasaan-perasaan di atas itu. Dan, aku juga nggak bilang kalau rasa itu bakal muncul dari kedua belah pihak. Bahkan lebih sering hanya muncul dari satu sisi saja. Entah dari cowok atau ceweknya. Saat kedua makhluk itu telah berteman, lama, dan bisa bilang "kita bersahabat", percayalah, sampai waktunya tiba, akan ada salah satu yang kalah, yang tidak bisa menahan perasaannya untuk tidak menganggap lebih itu semua. Walau mungkin dari pihak yang satunya merasa biasa saja, benar-benar bisa bilang "just friend".

Dan apabila kita terjebak dalam situasi seperti ini, yang bisa kita lakukan adalah :::

1. Bagi yang kalah a.k.a yang memiliki perasaan lebih

Kita hanya bisa mengikuti apa yang akan terjadi. Percuma kita memaksa untuk berkata "TIDAK". Karena di dalam diri kita, kita harus mengakui bahwa perasaan lain itu telah ada. Ikuti saja jalannya, akan membawa kita kemana. Pastinya sih akan membuat kita merasa "makan ati" terus. Bikin kita nggak nyaman.  Pasti muncul sebuah dilema, apakah harus diam atau diomongkan saja. Kalau diam, bikin nyesek terus, tapi kalau diomongkan, pasti lebih banyak pertimbangan untuk itu. Apa yang akan kita lakukan kita sendiri yang tahu mana yang terbaik untuk kita...

2. Bagi yang bertahan a.k.a hanya merasa "just friend"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun