Orangutan atau Pongo Pygmaeus, adalah spesies yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan manusia karena adanya kemiripan DNA hingga 96,4%. Orangutan merupakan spesies asli Indonesia yang hidup disebagian besar wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan. Karena tergolong hewan yang langka, pemerintah memberikan perlindungan khusus dengan diterbitkannya Undang-undang No.5 Tahun 1990.
Namun saat ini keberadaannya semakin memprihatinkan, diperkirakan jumlahnya hanya sekitar ribuan ekor saja dan hampir setiap tahun selalu mengalami penurunan jumlah. Ini disebabkan karena sistem reproduksi yang lambat, seekor orangutan betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali dan dengan adanya ancaman dari perburuan liar.
Hal ini diperparah dengan bencana pembakaran lahan yang terjadi di hutan Kalimantan dan Sumatera yang mengakibatkan kabut asap. Bisa dibayangkan bagaimana hewan mamalia ini bertahan hidup tanpa adanya alat bantu pernafasan seperti masker.
Hingga saat ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, sudah menyelamatkan beberapa ekor Orangutan yang tidak memiliki tempat tinggal akibat dari pembakaran hutan tersebut.
Akhir-akhir ini, media dihebohkan dengan seorang mahasiswi asal jember yang mengunggah photo dirinya bersama hewan dilindungi negara yaitu Kucing Hutan yang sudah dalam keadaan mati. Akibat ulahnya ia harus berurusan dengan hukum, tak perlu menunggu waktu lama, pihak berwajib sudah menangkap guna pengusutan lebih lanjut.
nformasi ini sampai pada pihak kepolisian karena tidak lepas dari peran Netizen atau pengguna internet yang bergerak melalui layar monitor, dengan tombol klik dimana photo tersebut akan beredar luas.
Kemampuan jurus tombol “klik” ini harus diakui kehebatannya. Karena dia pemilik akun Facebook, Ronal Cristoper Ronal dan kedua temannya berhasil ditangkap pihak berwajib karena memamerkan photo Beruang Madu yang mereka belah perutnya. Tidak lupa juga sang sniper amatir Danang Sutowijoyo yang mengeksekusi seekor anak kucing harus berhadapan dengan hukum karena kesaktian tombol ini.
Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku pada primata Orangutan yang hanya ada di Indonesia. Hanya sedikit Netizen yang menaruh perhatian pada keadaan hewan ini. Barangkali apabila pengguna internet beramai-ramai menyuarakan tentang keadaan Orangutan yang hidup tersiksa akibat kebakaran lahan, pemerintah pusat pasti luluh hatinya sehingga membuat mereka bergerak cepat dalam upaya memadamkan kebakaran.
Seperti kita ketahui, sudah banyak manusia yang menjadi korban akibat bencana ini. Namun upaya pemerintah terbilang masih sangat lamban. Mungkin cara efektif menarik perhatian pemerintah agar kebakaran cepat ditanggulangi hanya melalui Orangutan yang sudah terancam hidupnya akibat kebakaran lahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H