Kehebohan ledakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ramai jadi perbincangan dan dibongkar kecurangannya berakhir dengan dihapusnya perkembangan penghitungan suara di aplikasi Sirekap. Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat kebijakan baru Sirekap hanya menampilkan foto form C hasil di tiap TPS yang diunggah petugas KPPS.
Komisioner KPU Idham Holik beralasan fokus menampilkan data hasil rekapitulasi secara berjenjang.
"Fungsi utama Sirekap untuk publik adalah publikasi foto formulir Model C.Hasil plano. Sirekap fokus ke tampilan foto formulir Model C.Hasil saja, tanpa menampilkan kembali data numerik hasil tabulasi sementara perolehan suara peserta pemilu hasil pembacaan foto Formulir Model C.Hasil plano," kata Idham, Rabu (6/3/2024).
Penghapusan perkembangan suara yang ditampilkan melalui grafik batang tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan baru bagi publik. Anggaran yang tidak sedikit untuk aplikasi Sirekap kini menguap seperti tidak ada manfaatnya. Kalau hanya untuk menampilkan form upload C1, maka tidak perlu ada aplikasi Sirekap.
Hal ini juga membuat publik menjadi semakin waspada apakah ada persengkongkolan lain dengan kebijakan baru tersebut?! Jika sebelumnya publik bisa melihat anomali perubahan suara yang bisa dicek langsung dengan form C1, maka kini tidak lagi bisa dilakukan.
KPU yang sudah 4 kali ketuanya kena pelanggaran etika, semakin menunjukkan rendahnya kredibilitas dan profesionalitas mereka. Terlalu banyak keanehan dan tindakan tidak normal, membuat legitimasi Pemilu 2024 sangat jauh dari harapan rakyat. Hasilnya tentu saja tidak bisa kita harapkan memberikan dampak baik bagi pembangunan Indonesia.
Semua terjadi hanya karena memenuhi keinginan anak-anak presiden. Aturan, Â etika, dan moral negara habis diinjak-injak. Sepertinya 3 keinginan Jokowi yang pernah disampaikan kepada Andi Widjajanto semakin terbukti. Kemenangan Prabowo-Gibran, Â suara PDI Perjuangan turun, Â dan yang terakhir sedang diusahakan, PSI masuk senayan.
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H