Mohon tunggu...
Paltiwest
Paltiwest Mohon Tunggu... Freelancer - Influencer

Menyebarkan opini dan berita demi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Dukung Ganjar, Gen Z dan Millenial Jepara Desak Kasus HAM Dituntaskan

3 Januari 2024   07:49 Diperbarui: 3 Januari 2024   07:53 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jo Carlos Didepan Ganjar Pranowo membacakan puisi Wiji Thukul di Taman Kopi Mayong, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). Dok. TPN Ganjar Mahfud.

Berbeda dengan daerah-daerah lain yang dikunjungi oleh Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, saat nongkrong bareng dengan ratusan Gen Z dan milenial di Jepara, Jawa Tengah, Ganjar didesak menuntaskan kasus HAM. 

Bahkan, ada salah satu anak muda bernama Yoga Pramono alias Jo Carlos membacakan puisi Peringatan Wiji Thukul di depan Ganjar Pranowo. Pria berambut ikal ini membacakan puisi Wiji Thukul dengan nada tinggi dan sangat meresapi.

"Dan bila omongan penguasa, tidak boleh dibantah, kebenaran pasti terancam. Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan dituduh subversif dan mengganggu keamanan. Maka hanya ada satu kata: lawan!," kata Jo Carlos sambil membacakan puisi Wiji Thukul di Taman Kopi Mayong, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

"Satu, dua, tiga, lawan!" ujar Jo Carlos sambil mengajak para milenial dan gen Z yang hadir.

Jo Carlos mengapresiasi Ganjar yang berjanji akan menuntaskan persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat masa lalu saat debat Capres pertama.

"Itu harus dituntaskan," beber Jo Carlos.

Ungkapan keresahan Gen Z dan millenial Jepara ini seperti sedang menyampaikan bahwa isu pelanggaran HAM juga adalah isu anak muda. Mereka sangat peduli dan gelisah dengan kondisi yang terjadi pada saat ini. Suara yang tentunya menjadi gema ke daerah-daerah lainnya. 

Pada kesempatan tersebut, Ganjar juga mendengarkan banyak keluh-kesah Gen Z dan millenial. Ia pun mendapatkan masukan terkait kesetaraan bagi penyandang disabilitas di dunia pendidikan.

"Maka kemudian penyandang disabilitas yang punya keinginan untuk sekolah kita mesti sediakan ruang sekolah yang lebih inklusi, sebenarnya itu," tegas Ganjar.

"Maka kalau mereka diberikan ruang untuk sekolah dan menuntut ilmu lebih tinggi, rasa-rasanya nasibnya akan jauh lebih baik," pungkas Ganjar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun