Sudah kronisnya penyakit korupsi Indonesia membuat moral negara ini semakin terpuruk dari hari ke hari. Bukan hanya penguasa dan pengusaha yang mendapatkan dampaknya, karyawan dan rakyat kecil juga merasakannya. Salah satu fenomena menarik yang terjadi dalam pemberantasan korupsi adalah membela koruptor.
Contohnya Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana yang sempat membuat kicauan di twitternya tentang pengacara (advokat) yang mati-matian membela koruptor. Pernyataan yang membuat dia mendapat serangan balik dari pengacara koruptor tersebut. Kemudian fenomena membela koruptor kembali muncul pada kasus dugaan korupsi yang dilakukan Hartati Murdaya Poo. Para karyawan Hartati melakukan demo "save hartati" di depan KPK.
Kemarin para pendukung setia Siti Hartati Tjakra Murdaya ini kembali hadir ketika Hartati datang ke KPK. Mereka setia menunggu Hartati sampai selesai melakukan pemeriksaan bahkan sampai satu jam setelah Hartati dijebloskan ke tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Rabu, 12 September, malam. Wajah penuh kesedihan masih terlihat kesedihan dari raut wajah mereka. Sebagian terus menangis melihat kondisi Hartati yang melemah saat di giring ke rumah tahanan KPK.
"KPK hanya berani kepada perempuan," ujar seorang pria berbaju batik coklat. "Nanti kami akan turunkan massa," tambahnya sambil menyeka air matanya dengan sapu tangan (tempointeraktif.com).
Para pendukung setia Hartati ini menjadi sebuah fenomena menarik dalam pemberantasan korupsi. Para pendukung yang sebenarnya tidak terlalu tahu tentang kasus korupsi yang menimpa Hartati, tetapi setia mendukung karena Hartatilah "majikan" mereka. Mereka takut penahanan Hartati akan mengancam kehidupan mereka. Mereka takut penahanan Hartati akan membuat mereka kehilangan mata pencaharian.
Fenomena ini membuat pemberantasan korupsi menjadi sebuah dilema. Apalagi jika yang ditahan adalah seorang pengusaha yang punya ratusan bahkan ribuan pekerja. Nasib para pekerja itu kerap kali menjadi ikut terancam. Namun bagaimana pun resikonya, pemberantasan korupsi harus tetap dilakukan. Berharap para pendukung setia Hartati bisa memahaminya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H