Tahun depan Amerika Serikat (AS) akan mengadakan pemilu presiden (pilpres) dan sebagai salah satu calon adalah Presiden AS Barack Obama. Presiden Obama akan maju untuk kedua kalinya. Kampanye sudah dilakukan melalui twitter dan juga dalam setiap kunjungan kepresidenan.
Salah satu yang menjadi wujud kampanye sebagai ajang pencitraan adalah pernyataanya mengenai undang-undang yang mengatur perkawinan homoseksual di New York. Dia menyatakan, undang-undang yang dilahirkan dengan perdebatan sengit dan emosional itu adalah sesuatu yang baik.
"Apa yang saya lihat terjadi selama beberapa hari terakhir, dan apa yang terjadi di New York sepekan terakhir ini, saya rasa adalah hal yang baik," kata Obama. Hal itu dikatakan Obama dalam jumpa pers di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (29/6/2011).
Obama menegaskan pemerintahan yang dipimpinnya tidak akan mendiskriminasikan orang berdasarkan orientasi seksualnya. Obama menambahkan sejumlah pencapaian hak gay selama masa pemerintahannya, termasuk memastikan pasangan gay dan lesbian dapat mengunjungi satu sama lain di rumah sakit.
"Kita telah memastikan sebuah prinsip pokok dari pemerintahan ini, karena saya pikir ini adalah sebuah prinsip pokok dari Amerika," tambahnya. New York adalah negara bagian keenam dan terbesar yang telah melegalkan pernikahan sejenis. Iowa, New Hampshire, Massachusetts, Connecticut, Vermont, sudah lebih dulu mengundangkannya.
Saya bukan sedang ingin menentang pernikahan sejenis di AS. Bukan karena saya tidak setuju tetapi karena saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi tulisan ini ingin mengangkat bagaimana pencitraan yang dilakukan oleh Obama untuk menarik suara para Gay. Mungkin jika anak Presiden Obama jadi Gay, beliau juga pasti tidak setuju. Presiden Obama ingin menunjukkan bahwa Gay juga adalah perhatian pemerintahnya. Obama sengaja melakukan jumpa pers karena menghitung jumlah suara pendukung Gay dan Gay sendiri yang cukup banyak.
Apapun usaha pencitraan yang dilakukan sah-sah saja dalam dunia politik. Tetapi saya berharap Indonesia tidak melakukan hal ini. Pernikahan janganlah dimasukkan dalam kampanye politik. Apalagi menjadikan pernikahan sejenis legal di Indonesia. Mungkinkah poligami jadi pencitraan untuk pilpres ke depan? Direvisinya undang-undang supaya PNS boleh punya isteri lebih dari satu. Semoga saja tidak, jika terjadi maka kinerja PNS yang kurang baik akan semakin buruk.
Apakah anda setuju dengan pernikahan sejenis? Kalau saya tidak.
Salam pencitraan politik.
Sumber: detiknews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H