Sulit memang melepaskan kegiatan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dari kampanye sebagai calon presiden (capres) 2014. Prabowo yang telah menyatakan diri akan maju menjadi capres 2014 memang selalu menyempatkan diri berbicara tentang tujuannya menjadi Presiden 2014. Hal ini ternyata juga dilakukan oleh Prabowo saat akan berangkat mendampingi Wifrida Soik saat persidangan di Malaysia.
Prabowo mengatakan, banyak rakyat Indonesia membutuhkan pekerjaan hingga terpaksa mencari pekerjaan di luar negeri dengan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Karena itu, Prabowo menyatakan, perekonomian Indonesia harus diperkuat.
"Banyak warga negara Indonesia terpaksa berlayar jauh. Kita upayakan ekonomi di Indonesia harus kuat, supaya mereka tidak usah terlalu jauh mencari pekerjaan," kata Prabowo di Bandar Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur, Sabtu (16/11/2013), sebelum bertolak ke Malaysia.
Prabowo mengatakan, memperkuat perekonomian adalah hal yang akan dilakukannya jika terpilih menjadi presiden RI pada Pemilu 2014 mendatang. Prabowo menambahkan, keterbatasan lapangan kerja dan persoalan hukum TKI adalah masalah seluruh bangsa Indonesia.
"Kita harus memikirkan pelayanan yang terbaik untuk mereka, perlindungan untuk mereka," kata Prabowo (tribinnews.com).
Itulah seorang politisi yang arah dan tujuan politiknya sangat jelas. Menyatakan diri menjadi capres 2014 membuat Prabowo tidak akan pernah menyia-yiakan kesempatan mempromosikan dirinya dan apa yang akan dilakukannya ketika menjadi Presiden Indonesia. Saat akan mendampingi Wilfrida pastinya juga menjadi kesempatan yang tidak bisa disia-siakan untuk menampilkan diri sebagai pribaadi yang peduli nasib TKI.
Namun apakah Prabowo memang pribadi yang benar-benar peduli terhadap nasib TKI?? Bagaimana jika seandainya dia tidak terpilih menjadi Presiden?? Akankah Prabowo tetap peduli kepada TKI??
Kepedulian seseorang akan sesuatu tidak seharusnya didasari oleh tujuan-tujuan tertentu. Peduli kepada rakyat ketika ingin mecalonkan diri adalah perilaku politisi busuk. Karena pada saat sudah terpilih maka orang-orang tersebut tidak akan pernah lagi peduli dengan rakyat.
Prabowo bukanlah seorang pribadi yang peduli dengan TKI. Pada saat kasus Wilfrida inilah Prabowo mulai menunjukkan kepeduliannya kepada TKI. Salahkah?? Tentu tidak salah, namun belum teruji apakah dia benar-benar peduli atau tidak. Sesuatu yang dikerjakan dalam waktu singkat belum bisa membuktikan kualitas diri seseorang.
Itulah yang disampaikan isteri almarhum Munir, Suciwati, kepada saya saat akan memulai aksi kamisan di Pekanbaru. Beliau mengingatkan pentingnya konsistensi dalam melakukan aksi kamisan. Konsistensi yang dia buktikan dengam berdiri lebih dari 300 kali di depan Istana Merdeka. Semua dilakukan karena mereka memang peduli terhadap kasus pelanggaran HAM.
Saya merasakan sendiri sulitnya konsisten dalam memperjuangkan keadilan HAM melalui aksi kamisan. Berdiri dan berdiam sambil menantikan hati pemerintah tergerak menyelesaikan kasus HAM yang terbengkalai. Hanya karena kepedulian dan kegeraman atas ketidakadilanlah yang membuat saya tahan melakukan aksi ini sampai aksi yang kesebelas. Cukup?? Tentu saja belum. Konsistensi melakukan aksi ini adalah sampai pemerintah mau menyelesaikan kasus pelanggaran HAM dengan adil.