Apapun alasannya, selebaran 'TKI on Sale' adalah bentuk penghinaan terhadap bangsa Indonesia. Tidak boleh hanya karena keisengan kita jadi lembek terhadap penghinaan tersebut. Kita harus memaksa Malaysia untuk mengusut tuntas penghinaan melalui selebaran tersebut.
Sebelumnya, Menakertrans Muhaimin Iskandar menyebut selebaran itu hanyalah tindakan iseng belaka.
"Itu bukan sesuatu yang perlu kita risaukan. Ini orang yang tak usah ditanggapi serius, wong itu ditempel di pohon. Oknum-oknum tidak jelas, dan kita minta Malaysia untuk menindak. Itu hanya segelintir, 2 sampai 3 orang. Itu hanya selebaran iseng ditempel," tutur Muhaimin usai bertemu dengan perwakilan buruh di kantornya, di Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (29/10/2012).
Muhaimin mengatakan, dia sudah meminta stafnya untuk menelepon nomor telepon yang ada di iklan tersebut. Namun nomor tersebut tidak bisa dihubungi.
"Sudah ditelpon tapi nggak diangkat-angkat," papar Muhaimin (detik.com).
Menurut saya, pernyataan Muhaimin ini adalah pernyataan yang lebih merisaukan dibandingkan selebaran 'TKI on Sale'. Jika kita tidak risau dengan selebaran itu, meski iseng, adalah sebuah sikap yang tidak pantas dilakukan, terlebih oleh seorang menteri. Kita perlu risau agar kita serius meminta Malaysia mengusutnya.
Pemerintah Indonesia harus minta pihak Malaysia serius mengerahkan intel mereka untuk menangkap mereka yang menyebarkan selebaran tersebut. Hal ini penting, agar setiap warga Malaysia yang akan melakukan keisengan ini lagi, tidak akan berani.
Saya berharap pernyataan Muhaimin tidak menunjukkan bahwa pemerintah kita sepele atas penghinaan ini. Tidak boleh ada tolerir atas sikap penghinaan bangsa, meski itu hanya perbuatan iseng. Jangan biarkan negara ini dihina orang lain dalam keisengannya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H