Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menang Konvensi, Dahlan Tidak Bisa Nyapres

16 Mei 2014   18:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika loyalitas dibalas dengan pengkhianatan, maka politik hanyalah menjadi ajang kemunafikan dan manipulaif. Ketulusan dan kesungguhan tidak akan pernah ada dalam proses politik tersebut. Hal ini sepertinya dialami oleh peserta konvensi Partai Demokrat (PD). Konvensi yang sejak awal, menurut pandangan saya, adalah untuk meningkatkan elektabilitas PD akhirnya hanya menghasilkan sebuah dagelan politik.

Kegagalan menaikkan elektabilitas dan kemungkinan menangnya peserta konvensi bukan dari kalangan keluarga cikeas, membuat PD mulai memainkan sandiwara politik. Sandiwara yang diduga kuat untuk menjegal pemenang konvensi untuk menjadi capres atau cawapres yang diusung PD. Hal ini sangat jelas terlihat ketika pengumuman hasil konvensi melewati batas waktu pengunduran diri pejabat setingkat menteri.

Berdasar Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2013, pejabat setingkat menteri harus menyampaikan pengunduran diri kepada Presiden paling lambat tujuh hari sebelum pencalonannya sebagai presiden didaftarkan oleh partai politik kepada Komisi Pemilihan Umum. Pendaftaran KPU itu tenggatnya adalah 20 Mei 2014, sehingga pengunduran diri harus disampaikan paling lambat 13 Mei 2014. Tetapi, pengumuman Konvensi baru dilakukan setelah tenggat 13 Mei 2014 itu lewat.

"Saya khawatir itu by design, disengaja supaya ada alasan tidak memajukan Dahlan sebagai calon presiden," ujar Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris melalui sambungan telepon, Kamis malam, 15 Mei 2014. "Masa' sih partai pemenang pemilihan umum 2009 enggak tahu jadwal ketentuan KPU?" (tempo.co).

Sayang memang jika kesetiaan Dahlan Iskan pada PD harus dibayar dengan permainan politik seperti ini. Karena bukan rahasia umum lagi jika peluang Dahlan menang di Konvensi ini sangat besar. Dahlan punya nama dan dikenal sebagai pejabat yang punya banyak terobosan. Namun, meski sudah menang tapi Dahlan tetap tidak bisa nyapres karena tersandung peraturan tersebut yang sepertinya memang disengaja oleh PD.

Hasil konvensi calon presiden Partai Demokrat akan diumumkan pada Jumat ini, 16 Mei 2014. Pemenang konvesi tersebut adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan.

"Hasil pemenang konvensi Pak DI," kata Sekretaris Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Suaidi Marasabessy ketika dihubungi Tempo, Kamis, 15 Mei 2014 (tempo.co)

Masih adakah peluang Dahlan untuk maju dalam Pilpres? Masih ada sebenarnya jika PD serius akan hal ini. Apa itu? Dengan menerbitkan perppu menambah waktu pendaftaran atau perppu untuk surat pengunduran diri pejabat setingkat menteri. Kenapa saya menyatakan hal ini? Karena sebelumnya Presiden SBY pernah membuat perppu agar Denny Indrayana bisa menjadi Wakil Menteri. Tapi apakah SBY memang serius memajujan dahlan? Saya pikir tidak.

Menang konvensi tetapi tidak bisa nyapres adalah sebuah fakta yang menyakitkan. Perjuangan selama ini dengan biaya dan tenaga yang tidak sedikit harus menguap begitu saja. Memang biaya dan tenaga tidak masalah bagi Dahlan, tetapi pengkhianatan atas kesetiaan adalah harga yang tidak bisa dinilai kerugiannya. Hal ini juga tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat luas.

PD harus belajar lebih baik lagi dalam berpolitik santun dan beretika. Jangan rusak perpolitikan Indonesia dengan perilaku pragmatis, munafik, dan pengkhianatan. Sudah cukup 5 tahun ini rakyat disungguhi pemerintahan yang oenuh dengan kemunafikan dan manipulatif data. Mari berpolitik santun dan beretika.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun