Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memberi Kurban Seharusnya dengan Rendah Hati, Bukan Sombong

7 November 2011   04:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meski sebagai umat Nasrani, Kurban bagi saya punya makna mendalam. Selain karena dapat daging, kisah kurban juga menginspirasi saya untuk peduli kepada kaum papa dan juga sikap rendah hati. Sikap Ibrahim yang luar biasa itu patut dicontoh.

Hari Idul Adha kemarin meninggalkan sebuah kisah yang tidak patut ditiru dan bahkan mengurangi makna pengurbanan yang dilakukan oleh Ibrahim. Beberapa pejabat yang memberikan hewan kurban menunjukkan sifat sombong. Dimana seharusnya mereka menunjukkan sikap rendah hati. Mungkin saja maksud mereka supaya rakyat tahu apa saja yang mereka kurbankan. Tetapi tidaklah mesti diberikan kalung pada hewan yang disumbangkan.

Hal ini juga dilakukan oleh SBY dan Boediono. Sapi mereka bahkan diberi kalung RI 1 dan RI 2. Entah sengaja atau tidak, berat sapi mereka pun diekspos. RI 1 beratnya 1,2 Ton, RI 1 beratnya 1,1 Ton. Tidak kalah dengan mereka berdua, Gubernur Jatim Soekarwo juga menyumbang sapi seberat 1,19 Ton.

Fenomena penamaan sapi yang dikurban tentu saja membuat adanya pemikiran lain. Terlepas dari benar atau tidaknya, penamaan sapi kurban menurut saya adalah sikap yang sombong. Ingin menunjukkan siapakah yang punya sapi tersebut. Apalagi jika harga dan beratnya dipublikasikan. Bahkan dalam sebuah pemberitaan, sapi SBY dirawat dengan baik sebelum dikurbankan.

Semoga para pemberi kurban yang memakai kalung nama mereka, memberi dengan motivasi yang benar. Jika tidak, maka hewan kurban tersebut tidak memberikan apa-apa kepada mereka, selain dari kebanggaan akan diri sendiri. Bagaimana menurut anda?

Selamat siang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun