Akhirnya Gayus Lumbuun terpilih menjadi salah satu Hakim Agung. Hal ini dipastikan setelah dalam voting pemilihan dan penetapan Hakim Agung yang dilakukan Komisi III DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/9) malam. Gayus, yang adalah politisi senior PDIP, menempati urutan kedua dari enam hakim terpilih, dengan perolehan 44 suara.
Kemenangan Gayus sendiri sudah diprediksi jauh-jauh hari. Selain karena beliau adalah profesor dalam bidang hukum pidana, beliau juga pasti didukung penuh oleh PDIP dan kawan di komisi III. Wajarlah jika dia memperoleh peringkat 2. Selain Gayus, lima hakim lainnya adalah Suhadi, Nurul Elmiyah, Andi Samsan Nganro, Dudu Duswara Machmudin, dan Hary Djatmiko.
Meski Gayus menepati janjinya keluar dari PDIP dan berjanji bersikap netral, saya masih meragukan komitmen tersebut. Sebagai orang yang dibesarkan oleh PDIP dan kemenangan menjadi Hakim Agung juga atas dorongan PDIP, maka politik balas budi akan mungkin terjadi. Gayus tidak mungkin bisa 100% netral. Dia "pasti" berpihak jika yang berpekara adalah dari pihak PDIP.
Tetapi kita patut menghargai komitmen dan ketulusan yang dinyatakan Gayus Lumbuun. Keseriusan beliau dalam rangka memperbaiki dunia hukum dengan menjadi hakim agung patut kita apresiasi. Apalagi selama ini Gayus terkenal garang di komisi III dalam mengkritisi beberapa kasus hukum yang terjadi.
Saya sendiri berharap ke depan jika bisa para calon hakim agung maupun perangkat hukum yang lain tidak punya rekam jejak sebagai politisi. Ini untuk menghindari hal yang tidak-tidak ke depannya. Kita memang punya Mahfud yang mantan politisi tetap mampu bersikap netral. Tetapi orang seperti Mahfud sangat jarang bisa ditemukan.
Apakah Gayus akan bisa mengikuti jejak Mahfud yang mampu netral sebagai ketua MK? Ataukah dia akan berpihak kepada PDIP jika ada kasus yang berkaitan dengan PDIP? Kita tidak tahu apa jadinya. Saya hanya berharap keraguan saya tidak terbukti. Bagaimana dengan anda?
Selamat siang.
Sumber: Metrotvnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H