Apa yang ada dibenak anda ketika mendengan sebuah nama Front Pengawal Program Pro Rakyat?? Pasti kita semua berpikiran bahwa kelompok ini adalah kelompok yang mendukung program pro rakyat. Tetapi ternyata tidak. Kelompok ini malah menolak program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Dilihat dari sisi manapun, KJS adalah program pro rakyat. Karena langsung dinikmati oleh rakyat.
Hari ini di depan Gedung DPRD DKI, ratusan orang yang menamakan dirinya Front Pengawal Program Pro Rakyat berunjuk rasa menolak program KJS yang dinilai mereka gagal. dan seperti sudah direncanakan, Anggota Komis A DPRD dari Fraksi Partai Demokrat, Taufiqurrahman, ikut berorasi dalam demo menolak KJS ini.
"Saya diatas mobil ini untuk memberi dukungan kepada rakyat Jakarta yang menolak KJS. Program yang katanya unggulan telah hilang dari fungsinya saat Jokowi-Ahok melibatkan Askes," tutur Taufiqurrahman.
Front Pengawal Program Pro Rakyat ini bahkan menilai bahwa Jokowi telah membohongi rakyat dan menilai KJS itu tidak pro rakyat.
Pemda DKI, menurut pendemo, me-liberalisasi sektor kesehatan, kepada swasta yaitu PT. Askes selaku penyelenggara KJS. Karena itu, mereka menuding terjadinya penurunan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat demi kepentingan pencitraan semata dan menjadikan rakyat Jakarta sebagai kelinci percobaan yang mengorbankan hak kesehatan rakyat miskin.
Benarkah KJS tidak prorakyat?? Tentu saja tidak. KJS adalah program pro rakyat yang manfatny langsung dirasakan oleh masyarakat yang tidak mampu. KJS ini bahkan mampu membuat orang yang dahulunya "takut" ke Rumah Sakit (RS) karena tidak punya uang, kini mau berobat ke RS karena gratis.
"Seumur-umur sejak pindah ke Jakarta tahun '85 baru sekarang saya dipegang dokter...uang dari dagang saya ada, tapi pas-pasan, saya takut nanti malah ngerepotin orang," kata Mafud, seorang pedagang sate di kawasan Tanah Abang. Ia menderita gangguan paru-paru akibat sering berjualan hingga larut malam.
Namun, program pro rakyat ini memang perlu segera dibenahi dari sisi sarana dan prasarana. Karena setelah diberlakukan KJS, pasien di RS membludak. RS pun tidak sanggup melayani pasien KJS dan terkesan akhirnya seperti menelantarkan. Perlunya penambahan ruangan untuk pasien KJS dan juga penambahan dokter dan perawat perlu dilakukan.
Program KJS ini membuka mata kita bahwa sebenarnya banyak warga Jakarta yang sakit, tetapi tetap bertahan dengan sakitnya karena tidak punya uang. Begitu diberikan KJS, maka mereka pun tidak segan-segan untuk memeriksakan diri ke RS. Namun, hal inilah juga yang akhirnya membuat RS jadi penuh membludak. Jokowi bahkan harus mengingatkan kepada warga Jakarta untuk bijak menggunakan KJS.
"Jangan sedikit-sedikit langsung ke rumah sakit, masa ya kalau sakit panu saja langsung ke rumah sakit?" kata Jokowi seusai menyerahkan KJS secara langsung kepada 100 warga di pelataran Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (28/5/2013).
Saya berharap tidak ada lagi orang yang mengatakan KJS ini bukanlah program pro rakyat. Karena kita bisa lihat dengan mata kepala sendiri bagaimana KJS ini membuat rakyat Jakarta merasakan pelayanan kesehatan gratis. Namun, memang perlu diperlengkapi dan juga diperbaiki.