Konsep efektif dan efisien sepertinya akan diterapkan Jokowi sepanjang periode pemerintahannya. Hal ini bisa kita lihat ketika Jokowi melakukan kunjungan ke Sinabung. Jokowi melakukan beberapa efisiensi dengan mengurangi rombongan yang dibawanya dan membawa wartawan ikut serta dalam pesawat kepresidenan.
Berdasarkan pantauan detiknews.com, Rabu (29/10/2014), hanya ada lima pejabat VVIP yang ikut dalam pesawat kepresidenan. Mereka adalah Jokowi, Ibu Negara Iriana, satu anggota DPR, satu anggota DPD, dan Khofifah.
Ajudan yang dibawa Jokowi kali ini adalah dari Polri Kombes Listyo Sigit dan satu orang ajudan Polri wanita untuk Iriana. Satu catatan lagi, ini adalah kali pertama rombongan wartawan bisa 'masuk' bersama rombongan di pesawat kepresidenan. Sebelumnya, wartawan diterbangkan terpisah.
Bandingkan dengan rombongan SBY ketika mengunjungi Sinabung. Dalam rombongan SBY terlihat ada Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkokesra Agung Laksono, Menteri ESDM Jero Wacik dan Kapolri Jenderal Sutarman. Belum lagi ajudannya yang lebih dari 1 orang (Viva.com)
Bukan hanya itu saja, persiapan menyambut kedatangan Jokowi juga tidak sama ketika SBY mengunjungi Sinabung. Suasana wilayah di jalan Jamin Ginting terlihat seperti biasa tanpa terlihat kesiagaan aparat keamanan.
Ginting, seorang sopir angkutan kota, mengaku tahu bahwa Presiden Joko Widodo sedang dalam perjalanan menuju Karo. Hanya saja, kedatangan Presiden kali ini dirasa berbeda dengan suasana saat penyambutan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Kalau Presiden yang sebelumnya, polisi dan militer sudah berjaga-jaga di beberapa titik," kata dia (kompas.com)
Perubahan yang dilakukan Jokowi ini tentu bukanlah hal baru jika melihat rekam jejaknya selama menjadi Walikota dan Gubernur. Bahkan ketika menjadi Walikota dan Gubernur, Jokowi bergerak sendiri tanpa perlu ada kepala dinas dan pejabat-pejabat lain disekitarnya. Hal ini sepertinya bukan hanya untuk efisiensi tetapi juga efektif untuk mempercepat pergerakan. Rombongan yang banyak hanya akan memperlama perjalanan dan memperpanjang barisan konvoi kepresidenan.
Era rombongan besar, kunjungan tidak efektif dan efisien sudah saatnya ditinggalkan. Jangan ada rombongan yang ikut bukan rombongan yang penting ada dalam kunjungan dan akhirnya tidak mengerjakan bagian mereka di kementerian masing-masing. Apalagi ini adalah kabinet kerja sehingga setiap kementerian harus segera berbenah dan bekerja tanpa kenal lelah.
Satu hal yang masih sama dan perlu ditinggalkan adalah deretan anak SD memegang bendera menyambut kedatangan Presiden. Jika anak SD harus tinggalkan kegiatan belajar mengajar hanya untuk mengibarkan bendera, maka hal tersebut tidak perlu dipertahankan. Kecuali jika anak-anak tersebut bisa berjumpa dengan Presiden.
Selamat datang ke Sinabung Mr. President. Terima kasih atas kepedulianmu kepada rakyatmu meski kondisi Sinabung bukanlah bencana nasional.
Salam Revolusi Mental