Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Bahaya!! 80 Aset Negara Sudah Dikuasai Asing

11 November 2013   11:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:19 3332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Negara Indonesia boleh berbangga hati memiliki kekayaan alam yang melimpah-limpah. Kekayaan yang membuat negara ini tinggal duduk manis dan menikmati semua kekayaan tersebut. Tetapi sayangnya, kekayaan alam yang seharusnya menjadi aset negara malah telah dikuasai 80 persen oleh bangsa asing.

Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr Pratikno mengatakan hasil riset menunjukkan hingga saat ini sekitar 80 persen aset negara telah dikuasi bangsa asing.

"Kondisi bangsa kita saat ini sudah mengkhawatirkan sehingga tanpa dukungan dan kebijakan oleh semua elemen bangsa maka lambat laun seluruh aset akan jatuh ke tangan orang asing," kata Pratikno, di Jakarta, Senin.

Ia mencontohkan, aset di bidang perbankan misalnya, bangsa asing telah menguasai lebih dari 50 persen. Begitu pula di sektor lain seperti migas dan batu bara antara 70-75 persen, telekomunikasi antara 70 persen, dan lebih parah lagi adalah pertambambangan hasil emas dan tembaga yang dikuasi mencapai 80-85 persen.

"Kecuali sektor perkebunan dan pertanian dalam arti luas, asing baru menguasai 40 persen. Namun, demikian kita harus waspada agar tidak semua aset negara itu harus dikuasai asing," katanya (ciputranews.com).

Ketika membaca judul berita ini saya merasakan bahwa pernyataan bangsa ini belum merdeka bukanlah bualan atau sinisme belaka. Bangsa ini memang merdeka sebagai sebuah negara yang berdaulat dan diakui oleh PBB, tetapi dalam hal aset negara, Indonesia saat ini sedang dijajah. Kebanjiran investor luar negeri membuat negara ini, jika tidak diatasi segera, akan dikuasai asetnya oleh bangsa asing.

Lalu apa jadinya jika negara ini tidak lagi punya aset yang dikuasai sendiri?? Yang terjadi adalah langkah perekonomian dan kesejahteraan rakyat tidak lagi ditentukan oleh diri sendiri melainkan negara lain. Sebuah bentuk penjajahan terselubung yang mampu mengendalikan hidup dan matinya sebuah negara.

Penjajahan secara ekonomi memang terus terjadi di negara ini dan seperti dibiarkan terus terjadi. Bangsa yang dilimpahkan kekayaan alam yang melimpah ternyata menjadi bangsa yang malas dan kurang mau bekerja keras. Maunya semua aset dikelola asing dan tinggal meminta bagian. Padahal jika mengelola sendiri asetnya, Indonesia sangat mungkin akan mensejahterakan semua rakyatnya.

Sayangnya, kekayaan alam Indonesia yang dikelola asing, malah lebih banyak mensejahterakan bangsa asing dibandingkan bangsa sendiri. Sebuah ironi yang terjadi karena para pemimpin bangsa ini adalah orang-orang pemalas dan tidak punya visi bangsa yang mandiri.

Saya yakin, Indonesia tidak kekurangan orang pintar dan ahli dalam segala bidang. Karena banyak ahli-ahli di luar negeri adalah orang Indonesia. Mereka bukan hanya sebagai peneliti melainkan juga pakar dalam bidang tertentu. Namun, mereka lebih memilih ke luar negeri karena negara ini tidak mau mengelola asetnya sendiri.

Jika tidak ada terobosan yang berarti dalam pengelolaan aset negara dan masih bergantung dengan bangsa asing, maka negara ini suatu saat tidak akan bisa menentukan nasibnya sendiri. Bukankah hal itu sama saja kita sedang dijajah??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun