Ada orang yang pernah bilang sama saya, bukan dari podcast, bahwa Jokowi itu seorang sutradara yang handal. Hebatnya, dia bukan hanya seorang sutradara yang handal, tetapi juga adalah orang yang memainkan strategi yang dibuatnya tersebut.
Biasanya, Jokowi akan menggunakan Menteri P untuk menjalankan atau menyampaikan pesan terkait strategi tersebut. Pengalaman saya selama 5 tahun di relawan Jokowi ring 1, sering sekali mendengar bahwa informasi dari Jokowi itu dari menteri P.
Apakah ini juga termasuk soal isu 3 Periode?!
Saya tidak mau menjawabnya karena saya tidak mendengar langsung, bisa aja cuma klaim dari orang yang ditelpon oleh menteri P meneruskan pesan Jokowi. Tetapi yang pasti ada beberapa orang yang menyatakan bahwa untuk testing the water isu 3 Periode ya dari menteri P ini.
Isu 3 Periode, perpajangan masa jabatan, lalu merembet ke putusan MK dengan menjadikan Gibran sebagai cawapres adalah isu yang saya bisa pertanggungjawabkan kebenarannya dan menyaksikan sendiri usaha-usaha tersebut dilakukan. Tapi karena banyak penolakan dan PDI Perjuangan juga menolak, isu itu pun menjadi putusan MK melampaui kewenangan dan akhirnya jadi sebuah nepotisme di era reformasi.
Undangan makan siang Jokowi yang hanya mengundang capres tanpa cawapres adalah juga kecerdikan Jokowi mengurangi efek negatif nepotisme Gibran yang adalah cawapres. Bayangin kalau Gibran ikut makan siang, media pasti isinya adalah nepotisme anak presiden. Belum lagi akan menjadi pemberitaan internasional yang membuat image Indonesia menjadi negatif.
Pak Jokowi tentu saja berharap makan siang ini akan mengembalikan image dirinya yang netral dan tidak berpihak. Tapi apa iya ada yang percaya seorang bapak tidak berpihak kepada anaknya?! Itulah mengapa untuk menjaga integritas, anak presiden lebih baik mencalonkan diri saat orang tuanya sudah selesai menjabat. Parahnya ini Jokowi masih menjabat, dan jalan untuk cawapres dibukakan oleh paman sendiri.
Memalukan dan memuakkan melihat kejadian seperti ini terjadi di era reformasi. Soeharto saja melakukannya setelah puluhan tahun memerintah ada anaknya menjadi pejabat. Ini masih aktif anaknya jadi cawapres. Siapa yang berani menjamin fasilitas negara tidak memihak anak presiden?!
Sayang sih kalau Jokowi cuma berani mengundang capres dan tidak ikut juga cawapresnya. Apalagi ini kan sudah resmi mendaftar. Malah jadi kelihatan hanya ingin melindungi anaknya dari sorotan media nasional dan internasional.
Mirisnya.