Gema restorasi ini dan kekuatan media serta dana yang melimpah dari Surya Paloh, Nasdem pun berhasil masuk ke senayan dan menjadi satu fraksi di DPR. Nasdem berhasil meraih 6,72 persen suara dan meraih 35 kursi. Gema ini terus disuarakan ketika menjadi fraksi di DPR, partai pendukung pemerintah, dan mendapat jatah menteri di kabinet. Sebuah pemasaran yang baik dan diikuti dengan tindakan nyata menjadi sukses Nasdem.
Namun apa yang terjadi pada Partai Demokrat kini mulai terjadi pada Partai Nasdem. Demokrat yang hancur karena sebagian bintang iklannya terjerat korupsi, jika tidak segera diantisipasi akan menghancurkan Nasdem. Tanda-tanda hal yang sama akan terjadi pada Nasdem adalah terjeratnya Sekjen Partai Patrice Rio Capella menjadi tersangka. Patrice yang adalah salah satu pendiri partai dan ikut mengkonsep semangat restorasi malah melakukan kesalahan fatal. Memang belum terbukti secara hukum korupsi yang dilakukan Patrice, tetapi penetapan tersangka oleh KPK belum pernah berujung bebas. Restorasi Indonesia pun kini menjadi gunjingan publik.
Penetapan Patrice menjadi tersangka adalah kegagalan semangat restorasi Nasdem. Hal ini karena Patrice bukan sekedar kader melainkan salah satu pendiri dan Ketua Umum partai pertama ketika Nasdem berdiri. Kesalahannya berdampak sangat besar dan berlipat-lipat. Publik akan melihat keseriusan restorasi yang diusung partai ini karena petinggi dan peritis partai saja begitu. Hal ini juga membuat Nasdem gagal dalam menyeleksi ketat orang-orang berintegritas yang menjadi wakil rakyat.
Berpolitik bukan hanya sekedar slogan dan beriklan, melainkan menunjukkan keseriusan partai dan pendirinya dalam menerapkan semangat partai tersebut. Apa jadinya jika salah satu pendiri partai malah melanggar semangat partai tersebut. Apalagi partai ini masih seumur jagung. Kepercayaan publik yang berharap partai ini menjadi pembeda pun menjadi sirna dan akhirnya menilai partai ini sama saja dengan yang lain. Bahkan bisa lebih parah karena tidak ada transaksi politik untuk menjadi caleg tapi kok masih korupsi?
Yah begitulah partai politik. Janji dan semangat perubahan mereka akan terbukti dalam perjalanan waktu kesungguhannya. Janji selangit bahwa partainya akan melakukan restorasi malah pendiri partainya gagal berestorasi. Jadi, tidak usahlah berandai-andai jadi partai sempurna padahal diisi orang-orang yang tidak sempurna. Cukup membuai rakyat dengan janji-janji semu padahal pendirinya saja tidak menghidupinya. Berpolitiklah dengan janji realistis dan kerjakanlah semangat restorasi dari para penggagasnya terlebih dahulu supaya pada akhirnya tidak menjadi gunjingan publik.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H