Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kini Giliran "Restorasi Indonesia" Nasdem Menjadi Gunjingan Publik

18 Oktober 2015   12:03 Diperbarui: 18 Oktober 2015   19:58 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gema restorasi ini dan kekuatan media serta dana yang melimpah dari Surya Paloh, Nasdem pun berhasil masuk ke senayan dan menjadi satu fraksi di DPR. Nasdem berhasil meraih 6,72 persen suara dan meraih 35 kursi. Gema ini terus disuarakan ketika menjadi fraksi di DPR, partai pendukung pemerintah, dan mendapat jatah menteri di kabinet. Sebuah pemasaran yang baik dan diikuti dengan tindakan nyata menjadi sukses Nasdem.

Namun apa yang terjadi pada Partai Demokrat kini mulai terjadi pada Partai Nasdem. Demokrat yang hancur karena sebagian bintang iklannya terjerat korupsi, jika tidak segera diantisipasi akan menghancurkan Nasdem. Tanda-tanda hal yang sama akan terjadi pada Nasdem adalah terjeratnya Sekjen Partai Patrice Rio Capella menjadi tersangka. Patrice yang adalah salah satu pendiri partai dan ikut mengkonsep semangat restorasi malah melakukan kesalahan fatal. Memang belum terbukti secara hukum korupsi yang dilakukan Patrice, tetapi penetapan tersangka oleh KPK belum pernah berujung bebas. Restorasi Indonesia pun kini menjadi gunjingan publik.

Penetapan Patrice menjadi tersangka adalah kegagalan semangat restorasi Nasdem. Hal ini karena Patrice bukan sekedar kader melainkan salah satu pendiri dan Ketua Umum partai pertama ketika Nasdem berdiri. Kesalahannya berdampak sangat besar dan berlipat-lipat. Publik akan melihat keseriusan restorasi yang diusung partai ini karena petinggi dan peritis partai saja begitu. Hal ini juga membuat Nasdem gagal dalam menyeleksi ketat orang-orang berintegritas yang menjadi wakil rakyat.

Berpolitik bukan hanya sekedar slogan dan beriklan, melainkan menunjukkan keseriusan partai dan pendirinya dalam menerapkan semangat partai tersebut. Apa jadinya jika salah satu pendiri partai malah melanggar semangat partai tersebut. Apalagi partai ini masih seumur jagung. Kepercayaan publik yang berharap partai ini menjadi pembeda pun menjadi sirna dan akhirnya menilai partai ini sama saja dengan yang lain. Bahkan bisa lebih parah karena tidak ada transaksi politik untuk menjadi caleg tapi kok masih korupsi?

Yah begitulah partai politik. Janji dan semangat perubahan mereka akan terbukti dalam perjalanan waktu kesungguhannya. Janji selangit bahwa partainya akan melakukan restorasi malah pendiri partainya gagal berestorasi. Jadi, tidak usahlah berandai-andai jadi partai sempurna padahal diisi orang-orang yang tidak sempurna. Cukup membuai rakyat dengan janji-janji semu padahal pendirinya saja tidak menghidupinya. Berpolitiklah dengan janji realistis dan kerjakanlah semangat restorasi dari para penggagasnya terlebih dahulu supaya pada akhirnya tidak menjadi gunjingan publik.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun