Jelang satu tahun hidup terlantar di negeri sendiri yang punya konstitusi menjamin kebebasan memeluk agama dan keyakinan, pengingsi Syiah kembali mengadakan aksi damai dan doa di depan istana negara. Aksi ini dilakukan untuk mengetuk hati Presiden SBY untuk menemui mereka dan memperjuangkan nasib mereka.
"Sabtu, 6 Juli 2013, para pegowes sepeda Sampang akan kembali menggowes sepeda mereka ke Istana Negara ditemani ratusan warga muslim Syiah lainnya dari ibu kota," tegas jubir pengungsi Mochamad Chotim dalam rilis ke Tribunnews.com, Sabtu (6/7/2013).
Menurut Chotim,aksi akan dimulai pukul 15.00-18.00 WIB. "Aksi damai dan doa bersama untuk mengetuk hati Presiden RI agar sedia menemui para pegowes dan mengembalikan mereka ke kampung halaman," jelas Chotim.
Dalam aksinya, pengungsi Syiah sekali lagi menyatakan keinginannya. Mereka hanya ingin kembali pulang ke kampung halamannya.
"Sebentar lagi Ramadan, kami berharap pengungsi Syiah dapat pulang ke Sampang untuk menjadi tempat syahdu menjalankan ibadah," ujar Muhammad Khoten, orator aksi tersebut (detik.com).
Usaha tiada henti pengungsi Syiah ini patut diapresiasi. Meski terus menerus tidak dipedulikan oleh Presiden SBY dan pemerintahannya, pengungsi Syiah tetap mengadakan aksi damai dan berdoa bagi SBY. Usaha yang tidak kenal putus asa ini kiranya didengarkan oleh Presiden SBY, yang kini sedang sibuk berlayar di dunia maya.
Harapan akan tergeraknya hati SBY sebenarnya sangat tipis. Karena SBY memang tidak mampu dan mau untuk turun tangan langsung dalam isu Syiah Sampang. Hal ini bisa berakibat buruk dalam pencintraan yang sedang dibangun beliau. Tetapi untuk menerima penghargaan dalam isu membela minoritas, SBY tentu saja mau turun tangan.
Karena itu, para pengungsi Syiah Sampang tidak lagi perlu melakukan aksi damai dan doa untuk SBY. Lebih baik langsung minta bantuan dunia internasional agar memberi tekanan kepada SBY. Sama seperti yang dilakukan umat muslim Rohingya yang akhirnya dibela oleh Indonesia. Siapa tahu ada negara lain yang mau membela nasib pengungsi Syiah Sampang.
Eksekusi UUD 1945 kita memang sudah sangat memprihatinkan. Amandemen yang terus dilakukan juga membuat negara ini semakin hari semakin tidak menjamin kebebasan memeluk dan menjalankan ajaran agama dan keyakinan tertentu. Negara ini sudah semakin jauh dari awal pembentukkannya.
Semoga saja pengungsi Syiah Sampang mendapat keadilan di negeri ini. Supaya semua Warga Negara Indonesia (WNI) juga merasa yakin bahwa hak-hak mereka juga terjamin oleh negara.
Salam.