Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Polisi Mengandalkan Keyakinan Daripada Menegakkan Peraturan

4 Januari 2013   11:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:31 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan perlakuan dilakukan polisi antara Rasyid Amrullah Rajasa dan Andika Pradipta. Rasyid dan Andika adalah tersangka kecelakaan lalu lintas maut. Jika Rasyid bisa disebut sebagai pengemudi BMW maut, maka Andika pantas disebut pengemudi Nissan maut.

Polisi sendiri membantah telah memberi perlakukan lebih terhadap Rasyid, dibandingkan dengan Andika. Yang membedakan penanganan kedua tersangka itu hanya soal keyakinan.

"Tidak ada perbedaan spesifik, ini masalah keyakinan saja," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Rikwanto di Jakarta, Jumat (4/1/2013).

Rikwanto mengatakan, pihak kepolisian percaya kepada keluarga Menko Perekonomian Hatta Rajasa lantaran bisa menjamin keberadaan putra bungsunya untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).

Sementara ketika disinggung apakah polisi tidak percaya dengan keluarga Andika saat meminta pengemudi Nissan Grand Livina B 1796 KFL itu dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Rikwanto enggan menanggapi lebih jauh.

"Ini masalah keyakinan saja, kalau keluarga bisa menjamin maka polisi yakin," tegasnya (okezone.com).

Pernyataan Rikwanto ini semakin mempertegas bahwa polisi memang memperlakukan seorang tersangka berdasarkan latar belakang keluarganya. Jika dia anak seorang pejabat, maka perlakuan istimewa akan diberikan. Bahkan polisi punya keyakinan yang berbeda dibandingkan orang biasa.

Perlakuan berbeda berdasarkan keyakinan ini akan membuat orang banyak berpikir bahwa polisi tidak menerapkan persamaan kedudukan di mata hukum bagi semua orang Indonesia. Hal ini tentu akan membuat orang lain menjadi tidak yakin polisi akan adil menuntaskan kasus Rasyid.

Dari pernyataan yang disampaikan polisi pun sudah terlihat ada perbedaan. Jika Andika diancam akan dicabut SIM seumur hidup, maka Rasyid sampai saat ini belum ada ancaman apapun dari pihak polisi.

Pantaskah polisi mengandalkan keyakinan daripada menegakkan peraturan? Apakah polisi hanya yakin kepada keluarga para pejabat dibandingkan rakyat biasa?

Entah apa yang akan terjadi di negara ini jika kesetaraan hukum selalu dikangkangi. Sangat menyedihkan.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun